Di sisi lain, Meta AI menjadi alat bantu dalam bisnis dan sektor kegiatan lainnya, antara lain, dalam hal peningkatan layanan, optimalisasi pemasararan, otomatisasi tugas-tugas.
Namun, keuntungan itu juga menimbulkan gugatan etik, juga pro dan kontra, atas penggunaan AI. Disarikan dari berbagai sumber, terdapat pendapat mendukung dan tidak, yaitu:
Pendapat Mendukung
- Mengurangi inefisiensi dalam proses bisnis.
- Menghemat waktu, terkait otomotisasi tingkat lanjut dan eksekusi tugas berulang.Â
- Personalisasi pengalaman pengguna.
- Mengubah cara berinteraksi dengan sosial media.
- Menanggapi atau menjawab secara real-time.
- Penggunan berbicara bebas (baca: curhat) tanpa sekat dengan siapa pun itu.
Pendapat Kontra
- Isu terkait privasi dan keamanan data, mengingat AI mensyaratkan akses ke data pribadi.
- Konten hasil rekayasa AI bisa jadi tidak memiliki nuansa emosi, bahasa, dan kreativitas yang manusiawi.
- Terkadang konten tidak akurat dan ditulis dengan kualitas buruk.
- Berpotensi menimbulkan misinformasi.
- Perlahan, ketergantungan secara berlebihan kepada AI mengurangi kreativitas dan keterampilan dalam pengambilan keputusan.
Akhirnya, penggunaan bijak Meta AI dan semacamnya berada di jemari Anda.
Sampai batas tertentu, manfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Di sisi lain, agar tidak terlalu berharap banyak dan bergantung kepadanya. Apalagi, menjadikan mesin tidak bernyawa sebagai teman curhat. Lama-lama ngomong sendiri, seperti tidak punya teman sesama manusia sebagai tempat melampiaskan rasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H