Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Curhat ke AI, Emang Gak Punya Teman Sesama Manusia?

26 Desember 2024   13:08 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi AI sebagai tempat curhat (gambar dibuat oleh Meta AI)

Saya mengetahui keberadaan Meta AI aplikasi Whatsapp pada Desember 2024, entah tanggal berapa, bermula dari penggunaan chatbot berbasis kecerdasan buatan itu di satu grup alumni.

Sebagian anggota WAG bertanya perihal berbagai soal kepada @Meta AI, dari mulai keterangan tentang diri atau sesesorang hingga pertanyaan-pertanyaan guyonan. Apalagi beberapa teman bertanya menggunakan Bahasa Sunda. Ngakaklah jadinya.

Ajaibnya, Meta AI dengan lempeng (polos, lurus, tanpa ekspresi) menjawab apa pun pertanyaan bahkan yang paling konyol.

Pengetahuan berikut kegembiraan itu saya bawa ke ruang percakapan sebagian dari Kompasianer, yaitu di WAG KPB (Komunitas Penulis Berbalas).

Pengenalan tersebut memantik beragam pertanyaan anggota grup, dari yang serius hingga berkesan nyeleneh. Sekali lagi, tanpa ekspresi Meta AI menanggapi segala tanya. Takada nada kesal, marah, maupun ngambek.

Ya iyalah! Meta AI menjawab secara mekanis tanpa perasaan manusiawi.

Keisengan selanjutnya, meminta Meta AI untuk membuat gambar. Permintaan melalui jalur percakapan langsung menghasilkan gambar, yang kemudian saya gunakan sebagai ilustrasi artikel yang ditayangkankan di Kompasiana.

Beberapa hari belakangan penggunaan Meta AI di WAG, yang saya ikuti, berkurang. Mungkin bosan. Barangkali teman-teman sedang menikmati liburan. Bisa jadi sebagian mengirim chat secara pribadi ke Meta AI.

Ada pernyataan menarik, AI sebagai teman curhat! Meta AI dan sebangsanya menjadi muara menumpahkan perasaan galau dan berdikusi. Sebagian orang memanfaatkan mesin sebagai tempat berbagi cerita? Opo tumon?

Mungkin saya ketinggalan mengikuti kecenderungan itu. Biarlah, toh takada pengaruhnya. Bisa jadi saya kurang terinformasi bahwa AI telah menjelma menjadi teman curhat, kayak gak ada lagi orang normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun