Rasanya, tinggal di Kota Bogor tidak perlu mengkhawatirkan tentang kekurangan air. Mestinya, saya juga tidak perlu berpayah-payah menampung air hujan.
Ada soal lain.
Menghimpun alasan dari berbagai sumber di mesin perambah, ternyata menampung air hujan memiliki manfaat, antara lain untuk:
- Beragam keperluan, seperti menyiram tanaman, menyiram wc, mengisi kolam di taman, dan keperluan non-higienis lainnya
- Melindungi saluran limbah dari kikisan.
- Lebih luas dari keterangan di atas, dapat mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan saluran perkotaan, sehingga membantu memelihara saluran air.
- Mengurangi potensi banjir, erosi, dan kontaminasi air tanah.
- Menghemat air, dengan mengurangi pengambilan air dari sumber air bawah tanah (sumur bor) atau air permukaan (PDAM).
- Menghemat biaya, yaitu menghemat tagihan air langganan PDAM atau beban listrik (untuk mesin pengisap air sumur bor).
Memang menghemat biaya? Emang jadi irit.
Saya tidak pernah membandingkannya, antara keadaan sebelum menampung air hujan dengan keadaan setelahnya. Tidak! Karena penghematan biaya bukan tujuan sesungguhnya.
Tujuan utama menampung air hujan adalah ihwal yang dirasa terlalu idealis bagi sebagian orang, yaitu untuk konservasi air. Lebih jauh, menjaga keseimbangan ekosistem.
Air hujan adalah sumber yang sampai saat ini senantiasa tersedia. Sebagian darinya ditampung.Â
Air hujan ditampung menjadi substitusi sebagian penggunaaan air permukaaan dan air bawah tanah, yang mungkin saja pada satu masa ketersediaannya berkurang.
Meskipun baru seujung kuku kutu dari kutu rambut seekor kutu, saya turut berperan dalam menjaga ketersediaan air bersih untuk generasi mendatang.
Saya kira tidak ada pandangan menyalahkan ketika menampung air hujan, kendati tinggal di Kota Hujan yang melimpah air.
Mari berperan dalam konservasi air demi generasi mendatang. Ada yang mau ikut?