Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mesin Buas untuk Mobil Lawas

10 Desember 2024   06:08 Diperbarui: 10 Desember 2024   07:24 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Buas untuk Mobil Lawas (Gambar oleh Paul Brennan dari Pixabay)

Joni penyuka mesin bertenaga, sangat bertenaga, demikian bertenaga, sehingga ketika pedal diinjak habis menyentuh lantai mobil, maka sebuah bodi ringkih dapat mengasapi kendaraan darat keluaran tahun lebih muda.

Bukan tidak mau, atau tidak mampu, meskipun ia harus menguras isi kantong dan tabungan di bank, ditambah sedikit berutang kepada teman baiknya, menebus mobil sport buatan Jepang yang dari pabriknya sudah dirancang agar mampu berlari kencang, jauh lebih kencang daripada kendaraan umumnya yang melaju mulus di jalan bebas hambatan.

Itu dirasa tidak ada tantangan bagi Joni, pria mendekati usia empat puluh tahun yang masih butuh pengakuan.

Ia tidak bisa membayangkan, memperlakukan mobil tua secara hormat. Menginjak hati-hati pedal gas, dan melajukannya bagaikan angin sepoi-sepoi yang, bahkan, tidak bakal merusak tatanan rambut wanita baru keluar dari salon.

Tidak menghentaknya dan membuat mesinnya menjerit kelelahan, lalu menerbangkannya bagai angin topan melanda pohon hingga tumbang. Tidak begitu.

Harus diawet-awet, karena hal demikian akan membuat kendaraan mejadi pajangan belaka di garasi, yang dipanaskan seminggu sekali itu. Atau, kalau bosan bolehlah dijual ke tukang kampak mobil-mobil tua di Parung [1].

Pada satu sore yang cerah Joni pulang mengendarai sebuah mobil yang pada zamannya lumayan populer. Bukan untuk pajangan, apalagi dikilo, melainkan dan tidak bukan untuk diremajakan biar bisa petantang petenteng di jalanan.

Saat membelinya, mesin masih standar, ia mesti hati-hati memperlakukanya. Kalau tidak, bila digeber maka dalamannya terkikis, mengeluarkan asap putih, diikuti dengan tanggalnya mur dan baut baut serta selang-selang satu demi satu.

Kemampuan pengereman? Butuh kesabaran. Joni harus menjalankan mobil secara perlahan, pedal rem diinjak, tapi besi tua itu enggan berhenti dengan segera.

Caranya, ya itu, harus melaju lamban betul, mengerem dengan menurunkan gigi persneling, mengocok pedal berkali-kali agar hidrolik bekerja menghentikan kendaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun