Ketika tanya-tanya masing-masing kualitas dan harga produk, penjual memberi gratis sebungkus isi empat gulung (350-400 gram) bahan mie ayam biasa sebagai sampel.
Contoh dan semua keterangan saya kirim ke Fadil. Hari ini, Rabu, ia mengujicobanya. Semoga dapat memenuhi harapan mereka atas rasa dan kualitas bahan mie.
***
Pada kisah berbeda, seorang kerabat demikian mementingkan kualitas bahan dan penyajian mie ayam dijualnya.
Topping menggunakan daging ayam dirajang halus. Putih, gurih, dan kering tidak bagai semur. Kuah terbuat dari kaldu ayam diletakkan di mangkuk terpisah. Tampilannya terkesan "mahal" dan cantik.
Bahan mie ia bikin sendiri. Dari terigu protein tinggi diaduk dengan telur bebek, lalu adonan dicetak di mesin pembuat pasta yang portabel. Lumayan berabe. Butuh tenaga. Menyita waktu.
Padahal bila jeli, di satu sudut pasar tradisional atau di dekatnya tersedia bahan mie sudah jadi dan fresh baru dibuat. Setidaknya, saya melihatnya di Pasar Anyar Kota Bogor dan Pasar Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
Kualitas dan ukurannya beragam. Bila ingin mie sesuai keinginan, misalnya memakai telur bebek dan tekstur lembut, bisa dipesan kepada pembuat. Mie custom, kata satu penjual di Pasar Anyar.
Harga per kilogramnya bervariasi. Umumnya penjual mie ayam gerobakan membagi satu kilogram bahan mie menjadi 11. Atau, 90,9 gram setara Rp1.273 per porsi jika mengambil bahan harga Rp14.000 per kg.
Diasumsikan memakai 60 gram filet dada ayam (harga Rp66.000 per kg di Prima), maka harga bahan topping ayam adalah Rp3.960 per porsi. Bumbu, bahan bakar, minyak goreng, dan pelengkap dianggap Rp2.000 per porsi.