Ngopi dan baca buku adalah dua hal berbeda. Saya doyan minum secangkir kopi hangat, sesekali juga membaca buku.
Boleh dibilang, hampir setiap pagi minum secangkir kopi hangat. Tidak lebih. Dulu iya. Sewaktu masih aktif bergerak, dalam satu hari bisa meminum tiga hingga tiga gelas kopi. Bahkan lebih banyak, manakala pikiran lagi ruwet dikejar-kejar tengat waktu.
Saya doyan minum kopi, tetapi tidak doyan membaca buku. Tidak setiap pagi atau setiap hari melahap buku. Maka saya akan memilih waktu tepat untuk membaca buku.
Kenikmatan ngopi tidak bakal terganggu dengan adanya obrolan dengan sesama pengunjung warung. Atau, menyeruput seduhan bubuk kopi sambil mata menembus awan: mengangankan tagihan-tagihan mendadak telah terselesaikan.
Berbeda dengan membaca buku, yang memerlukan konsentrasi agar tidak zoning out. Katanya, zoning out adalah keadaan pikiran melayang-layang ke awan ketika membaca buku. Tanpa sadar tangan memindah halaman tanpa memahami makna pada lembaran sebelumnya.
Itu baca buku sambil bengong. Mending ngopi sambil melamun!
Selain butuh pemusatan perhatian pada kumpulan kata menari-nari, perlu tempat tenang dan menyediakan waktu cukup untuk membaca buku.
Akan berantakan, ketika sedang asyik baca buku ada orang mengajak berbincang. Atau, baca buku di tengah keriuhan pasar.
Membaca buku adalah menyelami lautan kata demi kata dalam keadaan tidak sedang diburu-buru. Saya menyediakan waktu memadai, untuk  menikmati satu halaman buku atau satu bab tanpa gangguan.
Ada cukup tersedia buku cetak di rumah. Beli dan hadiah dari teman juga penerbit. Tidak setiap hari saya membacanya. Dalam kegiatan membaca buku saya akan melakukan langkah berikut: