Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Agar Tak Bikin Repot Orang, Sebaiknya Minum Obat

27 Oktober 2024   07:09 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:51 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyintas stroke (Gambar Shutterstock diunduh melalui Kompas.com )

Selagi berbincang seru dengan sesama pembeli, seorang lansia berjalan tertatih-tatih memasuki kedai penjualan penganan sarapan. Kepada sang penjual ia memesan lontong sayur.

Kemudian pria tersebut menyerahkan mangkuk isi masih tersisa dan mengisyaratkan: ia sudah selesai makan. Suaranya terbata-bata cenderung tidak jelas, kecuali kita benar-benar mendekatkan daun telinga ke arahnya.

Aip, penjual penganan sarapan, menerangkan bahwa Pak Umar --pria lansia itu-- dulunya takmir masjid sekitar. Setahun lalu ia terkena serangan stroke.

Penanganan terlambat membuatnya cacat permanen, lemah di badan sebelah kiri. Bicaranya pun belum begitu jelas.

Pak Umar sering datang ke kedai. Satu kesukaannya lontong sayur, meski ia tidak selalu menghabiskannya. Mungkin keinginan jajan dan menyantap yang gurih-gurih mendera dalam jiwa.

Saya merasakannya. Dokter menyarankan makan tidak dengan dengan garam, menghindari makanan-minuman olahan pabrik, menjauhi makanan yang berlemak jenuh, dan sebagainya.

Saya sesekali menyelinap, keluar dari kerangkeng makanan hambar. Ada saat-saat melahap makanan digoreng, terasa gurih, dan yang enak-enak, asalkan tidak berlebihan.

Berbincang dengan Pak Umar, pria berusia lebih dari 70 tahun itu mengaku tidak melanjutkan pengobatan setelah perawatan. Ia tidak menjelaskan alasan dan ikhtiar yang sekarang dilakukannya.

Saya menyarankannya untuk konsultasi lagi ke dokter saraf, bukan pengobatan alternatif, untuk penanganan pasien setelah terkena serangan stroke.

Stroke merupakan keadaan macetnya aliran darah ke otak sebab sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Faktor risikonya bisa dari tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, kolesterol dalam darah, benturan di kepala, dan sebagainya.

Pasien pascastroke akan menghadapi masalah kesehatan: 

  • lumpuh/lemah sebagian badan, 
  • gangguan keseimbangan, 
  • gangguan bicara, 
  • kesulitan menelan, 
  • gangguan buang air kecil dan besar (konstipasi), 
  • bermasalah saat memakai baju, 
  • daya ingat berkurang, dan 
  • perubahan emosi.

Pasien yang pernah terserang stroke disarankan minum obat, untuk mencegah dari kemungkinan terserang lagi. Dokter juga menyarankan upaya rehabilitasi medik.

Sebuah situs mengatakan, orang yang pernah mengalami stroke 25-35 persen akan mendapat serangan lagi (sumber). Dokter meresepkan obat untuk menurunkan kemungkinan itu.

Tergantung penyebab stroke dialami, obatnya antara lain: penurun tekanan darah, pengencer darah, obat untuk mengatasi masalah jantung, penurun kolesterol.

Kemudian saya berkisah. Beberapa bulan selama masa pandemi saya sempat berhenti berobat medis. Satu alasan kuat, poliklinik tempat saya berkunjung berada di RSUD yang merupakan pusat penanganan Covid-19. 

Alhasil tekanan darah saya melonjak hingga 179/110 mmHg saat diperiksa petugas sebelum mengikuti vaksinasi covid-19. Mau tidak mau tekanan darah harus diturunkan sebelum menerima vaksin.

Untuk itu saya menemui dokter saraf yang kemudian memberi peringatan, jika mengabaikan pengobatan medis dikhawatirkan akan muncul serangan stroke untuk kedua kalinya. 

Serangan ulang stroke bisa membuat keadaan penderita lebih buruk bahkan mengakibatkan kematian.

Kalau langsung lewat lalu terbang ke alam damai, ya ndak apa-apa.

Lha kalau menjadi tambah tidak berdaya? Saya tidak pernah mau merepotkan keluarga dan orang sekitar sebab ketidakberdayaan. Saya ingin bisa lebih mandiri.

Penyintas stroke tidak jarang membuat orang lain gemes, bahkan kesal. Untuk urusan pribadi mesti didampingi: gunting kuku, makan, memakai baju, sampai ke kamar mandi.

Maka saya mengingatkan Pak Umar untuk menemui dokter lagi dan mendapatkan saran pengobatan. Berobat agar ia tidak mendapatkan serangan stroke berulang, yang akan membuat kondisinya tambah buruk.

Penyintas stroke sebaiknya minum obat saran dokter, agar tidak merepotkan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun