Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Cara Membuat Uang Menurut Penjual Ini

25 Oktober 2024   06:09 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:38 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat uang, Gambar oleh Mohamad Trilaksono dari Pixabay

Setelah olahraga jalan kaki sekitar tiga puluh menit, tiba saat untuk sejenak mengistirahatkan badan di sebuah kedai penjualan penganan.

Lapak penjualan penganan sarapan itu menempati carport sebuah rumah lawas. Emper yang sepertinya lama tidak terpakai.

Di atas lantai semen dan di bawah atap kanopi terletak meja-meja untuk memajang aneka gorengan dan jajanan, bidang datar tempat meletakkan kompor dan peralatan lainnya, serta meja dan kursi.

Saya memesan kopi Liong seduh tidak diaduk, mencomot dua potong tempe goreng.  

"Beli di mana?" Saya menunjuk bangku terbuat dari jati Belanda yang mengilap baru dipelitur.

"Bikin sendiri," terang pria yang sedang menggoreng bucang (kacang jogo dicampur tepung).

Aip --panggilan si penjual-- sendiri menyiapkan bahan, membumbui, menggoreng, hingga melayani pembeli. Pria usia 43 tahun itu membuka usaha penjualan penganan untuk sarapan setelah lebaran Idul Fitri lalu.

Sebelumnya, ia berusaha di bidang percetakan (sablon). Namun, periode pandemi covid-19 meluluh lantakkan usahanya. Setelah mencoba peruntungan di usaha lain, maka bisnis kuliner menjadi pilihan yang bertahan sampai hari ini.

Beberapa pembeli membungkus penganan untuk dimakan di rumah mereka masing-masing. Empat pembeli memakannya atau menyeruput kopi di tempat, termasuk saya.

"Susah banget, ya, nyari duit di zaman sekarang," satu pembeli nyeletuk.

Aip yang mungkin sudah sangat mengenalnya menimpali, "jangan nyari, tapi bikin (membuat uang)!"

Kemudian ia bercerita. Selama menganggur tak punya kegiatan menghasilkan, ketika berjalan kaki sering melihat ke bawah barangkali nemu duit. Tak pernah ada. Katanya, nyari uang cenderung tidak nyata.

Makanya, Aip tidak lagi mencari uang, tetapi menciptakan peluang dan "membuat" uang. Dari berjualan, uang Rp250.000 bisa menjadi Rp500.000 pada akhir hari berdagang. Selisihnya adalah keuntungan kotor.

Perkiraan saya, Aip butuh 50 orang pembeli, jika rata-rata nilai belanja masing-masing adalah sepuluh ribu rupiah. Bisa tercapai, bisa tidak. Penjual yang lebih tahu persis.

Saya menduga ia menerima hasil bersih Rp100.000-150.000 per hari, dengan menghitung pendapatan kotor dikurangi pengeluaran untuk minyak, gas, air, dan listrik.

Pendapatan itulah yang dikatakan Aip sebagai hasil kegiatan "membuat" uang.

Saya penasaran. Sampai di rumah membuka laptop dan bertanya kepada Google, apa bedanya mencari uang dengan membuat uang?

Mesin penjelajah mengarahkan penelusuran "mencari uang" atau "cari uang" kepada frasa "mendapatkan uang" (earn money). Sedangkan membuat uang dalam Bahasa Inggris berarti make money.

Mendapatkan Uang

Mendapatkan uang adalah melakukan pekerjaan/tugas untuk kepentingan orang lain. Dengan menukar waktu dan keterampilan/keahlian maka seseorang mendapatkan penghasilan (gaji, upah, imbalan, honorarium).

Penghasilan diperoleh sesuai jumlah jam bekerja, keterampilan/keahlian dimiliki, dan tanggung jawab diemban. Pemberi pekerjaan menentukan jumlah penghasilan dan ruang lingkup pekerjaan.

Membuat Uang

Membuat uang --bukan bikin tiruan alias memalsukan uang, ya-- menciptakan produk yang dapat meng-generate uang. Produk yang memiliki nilai tambah.

Bisa juga memindahkan produk dari tempat dengan ketersediaan melimpah ke daerah yang tidak/kurang memilikinya. Selisih harga jual dan perolehan menrupakan keuntungan. 

Seseorang yang menjual produk ini (atau layanan seperti menyewakan properti, membuka kursus, dan semacamnya) tidak dibatasi waktu kerja, sebagaimana halnya orang yang bekerja untuk perusahaan.

Begitu kira-kira pemaknaan singkat atas perbedaan antara mendapatkan uang dan membuat uang. Uraian lengkapnya dapat dipelajari di sini.

Memakai bangunan di atas saya memahami, mengapa Aip membuka usaha penjualan penganan untuk sarapan. Melalui bisnis kecil-kecilan di rumah, ia membuat uang. Berusaha menghasilkan keuntungan dengan mengolah satu barang menjadi produk berbeda dengan penambahan nilai.

Kegiatan dimulai sejak memindahkan barang dari pasar ke rumah; mengiris; membersihkan; mencampurnya dengan tepung; membumbui; mengukus, menumis, menggoreng; menata dan memajang produk; melayani; serta menerima pembayaran.

Penjual penganan untuk sarapan (dokumen pribadi)
Penjual penganan untuk sarapan (dokumen pribadi)

Dengan kegiatan mengubah barang menjadi produk dengan nilai tambah, penjual penganan sarapan itu "membuat uang". Memperoleh penghasilan dari keuntungan berjualan atau dari selisih harga jual dengan harga perolehan.

Ternyata begitu cara bikin atau membuat uang menurut Aip, penjual penganan yang berjualan di satu sudut Kota Bogor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun