Aip yang mungkin sudah sangat mengenalnya menimpali, "jangan nyari, tapi bikin (membuat uang)!"
Kemudian ia bercerita. Selama menganggur tak punya kegiatan menghasilkan, ketika berjalan kaki sering melihat ke bawah barangkali nemu duit. Tak pernah ada. Katanya, nyari uang cenderung tidak nyata.
Makanya, Aip tidak lagi mencari uang, tetapi menciptakan peluang dan "membuat" uang. Dari berjualan, uang Rp250.000 bisa menjadi Rp500.000 pada akhir hari berdagang. Selisihnya adalah keuntungan kotor.
Perkiraan saya, Aip butuh 50 orang pembeli, jika rata-rata nilai belanja masing-masing adalah sepuluh ribu rupiah. Bisa tercapai, bisa tidak. Penjual yang lebih tahu persis.
Saya menduga ia menerima hasil bersih Rp100.000-150.000 per hari, dengan menghitung pendapatan kotor dikurangi pengeluaran untuk minyak, gas, air, dan listrik.
Pendapatan itulah yang dikatakan Aip sebagai hasil kegiatan "membuat" uang.
Saya penasaran. Sampai di rumah membuka laptop dan bertanya kepada Google, apa bedanya mencari uang dengan membuat uang?
Mesin penjelajah mengarahkan penelusuran "mencari uang" atau "cari uang" kepada frasa "mendapatkan uang" (earn money). Sedangkan membuat uang dalam Bahasa Inggris berarti make money.
Mendapatkan Uang
Mendapatkan uang adalah melakukan pekerjaan/tugas untuk kepentingan orang lain. Dengan menukar waktu dan keterampilan/keahlian maka seseorang mendapatkan penghasilan (gaji, upah, imbalan, honorarium).
Penghasilan diperoleh sesuai jumlah jam bekerja, keterampilan/keahlian dimiliki, dan tanggung jawab diemban. Pemberi pekerjaan menentukan jumlah penghasilan dan ruang lingkup pekerjaan.
Membuat Uang
Membuat uang --bukan bikin tiruan alias memalsukan uang, ya-- menciptakan produk yang dapat meng-generate uang. Produk yang memiliki nilai tambah.