Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Penyandang Disabilitas Naik KRL di Jam Padat

23 Oktober 2024   11:09 Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:32 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang Commuter Line memadati Stasiun Bogor.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Ingatan tersebut membuat saya ragu menggunakan kendaraan panjang bertenaga listrik tersebut. Sedangkan pilihan logis pada Jumat itu adalah naik Commuter Line.

Berangkatnya bukan masalah besar, karena naik KRL dari Bogor ke Cikini pada jam tidak padat. Pukul sepuluhan pagi. Kepulangannya yang menyita pikiran.

Acara syukuran penganugerahan rekor MURI untuk "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" -- dengan tajuk Novel Pertama sebagai Karya Kolektif dari Latar Belakang Profesi Penulis Terbanyak, di Senyawa Corner+ (Creator Space), Jl Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat -- akan berakhir pukul 16.30 WIB.

Sore pada hari kerja adalah waktu padat KRL dari Jakarta ke Bogor. Saya menata ulang rencana kepulangan dengan menggunakan KRL lebih malam. Jam berapa?

Di venue masih ada Kompasianer Efwe (Fery W atau Fery Widiatmoko) omon-omon dengan Ayah Tuah, Edwad Y Horas, Anis Hidayatie, Acek Rudy, saya, dan lainnya.

Kang Fery adalah penglaju yang setiap hari menggunakan Commmuter Line dari Cilebut ke Jakarta pulang pergi. Ia menyarankan berangkat setelah pelaksanaan salat Maghrib, pukul 18.30-19.00 WIB. Bukan naik dari stasiun terdekat, Cikini, melainkan dari perhentian sebelumnya kalau dari arah Jakarta, yaitu Gondangdia.

Kang Fery memperkirakan bahwa penumpang KRL di Stasiun Gondangdia belum sebanyak di stasiun Cikini. Untuk mencapainya, bisa naik angkutan umum Jaklingko satu kali dari lokasi semula.

Ayah Tuah (hendak mengunjungi keponakanya di Cilebut), kakak saya, dan saya tiba di stasiun Gondangdia. Pesan WA memberitahu Kang Fery bahwa kami ada di Pintu Selatan. Taklama, Efwe datang.

Nominee Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2024 itu benar-benar luar biasa. Selain sangat berpengalaman, ia pemandu handal yang mampu menempatkan posisi di tengah aliran deras ribuan pengejar kereta.

Kompasianer yang apik mengulas topik keuangan, investasi, ekonomi, dan situasi politik tersebut mendekati satu petugas di pintu masuk peron. Membicarakan sesuatu dan menyerahkan saya kepada petugas. Sementara itu, ia mengantar Ayah Tuah ke satu tempat untuk memeriksa saldo uang elektronik.

Saya makin mengagumi Efwe atau Fery W. Betapa ia melayani teman-temannya yang masih polos (polos nih ye ....) menaklukkan hiruk-pikuk Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun