Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menanti Pemimpin yang Melayani, Bukan Pencari Keuntungan Pribadi

9 Oktober 2024   11:09 Diperbarui: 9 Oktober 2024   11:09 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPK menahan 6 orang tersangka dalam OTT suap proyek Pemprov Kalsel.(KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari)

Pilkada serentak diselenggarakan di 545 daerah di Indonesia, pada 27 November 2024 mendatang. Sebanyak 1.533 pasangan calon kepala daerah akan mengadu nasib dalam gelaran tersebut (sumber).

Saya penasaran dan bertanya ke Google, kira-kira apa ya motivasi mereka berebut kursi kepala daerah?

Memetik dari "Motivasi dan Kompensasi menjadi Kepala Daerah" punya Kontras, kursi kepala daerah sangat menggiurkan bagai magnet yang amat kuat.

Selanjutnya mereka mengatakan, ada tiga dorogan dalam diri seseorang untuk memperebutkan kursi kepala daerah:

  • Pengabdian demi membangun dan menyejahterakan rakyat setempat. Terdengar idealis dan normatif, tetapi mungkin saja ada yang mengusung gagasan ini.
  • Meninggikan martabat pribadi dan keluarga. Bukankah posisi pejabat publik lebih tinggi dibanding rakyat kebanyakan?
  • Memperoleh perlakuan istiwewa sebagai petinggi dan penghasilan layak (gaji, tunjangan, fasilitas pendukung pelaksanaan tugas, biaya penunjang operasional, insentif pencapaian pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi daerah, honor).

Mudah-mudah sebagian atau tiga motivasi di atas yang mendorong para kontestan mengikuti gelaran Pilkada 2024. Bukan mereka yang termotivasi untuk mencari keuntungan materi, berupa kickback dari pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Semoga para pemenang menunjukkan watak lebih melayani warga, mampu melahirkan kebijakan yang berpihak kepada kemajuan daerahnya, dan tidak suka menjual jabatan demi keuntungan pribadi pun kelompoknya.

Saya menanti, kelak bermunculan Kepala Daerah sebagai pelayan warga. Bukan pejabat yang mencari keuntungan melalui penyalahgunaan wewenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun