Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Receh dari Warung Kopi di Satu Pagi

25 Agustus 2024   07:08 Diperbarui: 25 Agustus 2024   09:24 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam diri muncul sedikit dugaan buruk. Barangkali sebagian sales itu ngopi dan nongkrong di warung sambil main gim. Menyia-nyiakan waktu. 

Mudah-mudahan tidak begitu. Bisa jadi mereka istirahat sebentar untuk meredakan penat.

Namun, jangan terlalu lama. Bagusnya, waktu kerja digunakan secara optimal untuk berproduksi mencapai target.

Empati

Satu waktu sang pemilik pergi ke toko meninggalkan warung, untuk beli telur sekalian memecah selembar uang hasil penjualan.

Tidak ada penjual, seorang pembeli yang baru datang menyeduh sendiri kopi saset. "Sudah biasa," katanya sambil tersenyum.

Seorang ibu berpakaian sederhana celingak-celinguk kebingungan di depan etalase. Pemilik warung biasa memberinya makanan atau gorengan secara cuma-cuma.

Melihat gerak-geriknya, seorang pengunjung berdiri dari tempat duduknya, menghampiri, dan menawarkan kepada ibu itu untuk membungkus beberapa gorengan dan membawa sebotol air mineral.

"Ambil saja, nanti saya yang bayar."

Rezeki

Pria yang ikut nimbrung dalam perbincangan mengaku tidak punya pekerjaan tetap. Makanya, usai mengantar istrinya ke tempat kerja ia berlama-lama nongkrong, ngopi, dan ngerokok. Agaknya, pria itu baru pertama kali berkunjung ke sini.

Lansia sebelah saya memberi nasihat. Katanya, rezeki sudah tersedia di sekitar kita. Tinggal berupaya terus mencarinya. Tak baik terlalu lama menghabiskan waktu dengan sia-sia. 

Berikhtiar, mumpung masih muda dan sehat. Kurangi pemborosan seperti, misalnya, merokok. Jangan lupa, berdoa memohon kepada-NYA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun