Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Asap Menghapus Angan

18 Agustus 2024   07:09 Diperbarui: 18 Agustus 2024   20:27 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman lain lagi, Abdullah, mengatakan bahwa laut menjadi keruh karena limbah dari pabrik. Ikan-ikan menyingkir ke tempat jauh atau mengambang terbalik setelah mengisap permukaan laut berminyak. Tiada tempat lagi untuk menjala dan memancing ikan di teluk.

Ternyata kemakmuran seperti dijanjikan dulu tidak datang kepada Loha, Max, dan Abdullah.

"Sekarang tanah-tanah longsor, air kotor, ikan dan hewan buruan menghilang. Mana kehidupan lebih baik yang pernah dijanjikan?"

Asap hitam menghapus angan. Harapan yang terlanjur digantung tinggi di awan kini terhapus asap cerobong pabrik.

Loha, Max, Abdullah sejenak berpandangan. Mereka sangat terpukul. Merasakan harapan hidup telah lenyap. Pandangan gelap. Tanpa diawali komando, mereka mencabut parang dan memasang anak panah pada busurnya.

Kecewa menumpuk. Meledak menjadi energi luar biasa. Melesat menuruni bukit. Berlari gagah berani dan cepat menuju gerbang pabrik sambil mengacungkan senjata. Debu beterbangan.

"Merdekaaa ...!

Kepulan debu oranye menarik perhatian seorang penjaga. Matanya memicing, berusaha melihat lebih jelas apa gerangan yang bergerak terburu-buru.

Kemudian ia melaporkan peristiwa kepada kepala pasukan. Komandan berseru, "Pasukan, siagaaaa ...! Para pemberontak menyerbu."

Pasukan bersenjata laras panjang bersiaga penuh menempati posisi. Menunggu perintah tembak.

"Dalam hitungan ketiga ...!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun