Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata Tidak Mudah Meminta Maaf dan Mengakui Kesalahan

14 Agustus 2024   08:18 Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:41 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih sulit meminta maaf dan mengakui kesalahan kepada orang yang pernah disakiti, dibanding Memaafkan lalu Melupakan.

Membaca topik pilihan yang disodorkan Kompasiana, mengingatkan saya kepada satu kejadian menyakitkan pada masa lampau.

Hati berdenyut. Jantung berdegup. Kemarahan meletup. Ternyata saya belum mampu melupakan persoalan yang membuat hubungan dengan seorang teman menjadi retak.

Persoalan waktu itu amat merusak reputasi saya dalam dunia usaha. Demikian menghancurkan sehingga saya sulit memaafkan dan melupakannya.

Kendati kini kadar kemarahan turun dibanding keadaan pada masa itu, tidak sepenuhnya saya memaafkan. Belum bisa memaafkan, pun melupakan. Apa ya bahasa Inggrisnya?

Artinya, saya gagal melakukan prakarsa Memaafkan Lalu Melupakan. Saya tidak berhasil menjalankan saran-saran bagus yang banyak ditulis di Kompasiana belakangan ini.

Tidak bisa memaafkan bukan berarti memelihara dendam, melainkan sulit melupakan perbuatan yang sangat ... sangat menyakitkan. Sedikit teringat, sontak muncul kembali kemarahan. Pada diri saya belum ada sikap memaafkan sekaligus melupakan.

Untuk hal terbatas, betapa sulit memaafkan dan melupakan. Di sisi lain, betapa tidak mudah meminta maaf.

Bukan ujaran maaf seperti yang biasa diucapkan pada hari lebaran. Atau, maaf sehubungan ingin berlaku sopan santun kepada orang lain. Bukan itu.

Minta maaf kepada seseorang karena pernah menyakitinya, menimbulkan kerugian besar, atau membuatnya sangat marah. Minta maaf yang dipandang akan berisiko memicu kekacauan atau amarah yang makin hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun