Pertama, di tepi jalan Merdeka kira-kira seberang Korem 061/Surya Kencana, Kota Bogor, terdapat warung tenda sederhana menjual nasi uduk dan gorengan.
Lapak menjual sebungkus nasi uduk dengan bawang goreng tanpa tempe orek, irisan telur dadar, dan kerupuk Rp4.000. Gorengan (tempe dan bakwan/bala-bala) Rp1.250 per potong. Telur bulat balado Rp4.000 per butir.
Sebungkus nasi bersantan plus 2 potong gorengan Rp6.500. Satu bungkus nasi uduk ditambah telur bulat Rp8.000.
Masuk lebih dalam ke gang yang akan tembus ke klinik di Jalan dr. Sumeru, saya menjumpai etalase di teras sebuah rumah. Menjual kupat tahu dan lontong sayur Rp7.000 per piring.
Menu sarapan harga di bawah Rp9.000 tersebut nendang di perut. Cukup mengenyangkan. Bisalah menahan lapar sampai siang, kecuali bagi mereka yang memiliki lambung ukuran ekstra.
Bergizi? Nah, itu patut dicari tahu.
Laman sebuah fasilitas kesehatan mengatakan, menu sarapan bergizi agar tubuh berenergi dalam beraktivitas sebaiknya mengandung karbohidrat kompleks, protein, vitamin, lemak, dan serat. Maka dalam satu porsi sarapan sehat terdiri dari 1/4 bagian karbohidrat, 1/4 bagian lauk, serta 1/2 bagian buah dan sayur (sumber).
Ternyata menu sarapan yang saya jumpai di atas tidak memenuhi syarat sebagai. Kurang satu atau lebih bahan yang membuatnya boleh disebut sebagai makanan bergizi.
Agaknya, porsi karbohidrat cenderung lebih banyak dibanding bagian nutrisi lainnya. Bagian seperti sayur dan buah kurang atau tidak ada.