Tampak sederhana. Hal yang simpel bagi sebagian orang. Namun, bagi saya ihwal yang terlihat biasa itu menyiratkan perkara lebih kompleks.
Kira-kira satu dekade lampau. Perusahaan saya menjadi rekanan pabrik perakitan barang elektronik afiliasi entitas usaha Korea Selatan, di sebuah kawasan industri di Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Demi mengembangkan usaha, saya mengunjungi beberapa tenant potensial di area tersebut. Satu tujuan pemasaran adalah sebuah pabrik suku cadang.Â
Pada bangunannya terdapat ruang untuk menampung pegawai kantor dan menerima tamu. Memasuki bilik penerimaan disambut seorang petugas, yang dengan ramah meminta saya melepas alas kaki dan meletakkannya di rak.
Sepatu tersusun rapi. Tidak berantakan apalagi keleleran di sekitarnya.
Sebagai pengganti, ia memberikan sandal. Dengan itu barulah saya masuk ke kantornya, menuju ruang rapat.
Sederhana. Meletakkan sepatu pada tempatnya dengan rapi.
Perusahaan tersebut milik orang Jepang. Mengikuti kebiasaan di negaranya, semua orang tanpa kecuali melepas sepatu di pintu masuk dan menaruhnya di rak atau locker, sebelum memasuki ruangan (sumber).
Panduan Resmi Jepang, Travel Japan, mengatakan bahwa budaya melepas sepatu telah mengakar (sumber).
Mereka yang ingin memasuki suatu ruangan melepas alas kaki di ambang pintu masuk. Meletakkan di rak di sampingnya lalu menggunakan sandal yang telah disediakan.