Bagi saya, tidak ada yang ajaib ketika keluarga menjadi "teman" di medsos. Tidak perlu mengkhawatirkannya ketika keluarga follow media sosial milik saya.
Di luar itu, media sosial memberikan ruang untuk saling terhubung dan mendapatkan informasi.
Sebisa mungkin saya menunggah apa pun yang tidak berpotensi menimbulkan polemik. Kalau cuma diblokir, masih aman. Nah, kalau mengundang masalah hukum?
Jadi selama ini saya menggunakan media sosial secara bijak. Memikirkannya sebelum menggunggah sebuah status. Memahami, kira-kira apa dampak unggahan tersebut.
Saya melakukan langkah berikut (ditambah keterangan dari situs hcpc-uk.org), sebelum mengungah status:
1. Pikirkan lebih dulu siapa saja yang akan melihat unggahan. Boleh dengan mengatur siapa yang bisa melihat. Misalnya, di FB ada pengaturan "pilih pemirsa" sebelum posting.
2. Pertimbangkan, mungkin orang lain akan membagikan unggahan tersebut. Bila viral lantaran isinya baik bagi banyak orang, ya bagus. Lha kalau menyinggung perasaan orang? Bisa-bisa melahirkan masalah.
3. Memahami dampak yang mungkin muncul atas unggahan itu.
4. Tidak perlu juga menggunggah materi tak pantas.
5. Jadilah pengguna cakap, yaitu menyiratkan empati dan berpikir sebelum posting.
6. Jaga kerahasiaan seperti data pribadi. Juga tidak membagikan informasi sensitif tanpa izin dan semacamnya.