Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

8 Tips Bermedia Sosial Agar Hati Tenang dan Senang

1 Agustus 2024   07:08 Diperbarui: 1 Agustus 2024   07:09 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga follow media sosial kita, kenapa tidak? Memang masalah?

Platform media sosial adalah sarana berbagi informasi, gagasan, dan gambar dalam jaringan yang terkoneksi luas secara daring. Penggunanya bisa berinteraksi dengan sesama pengguna yang berada di dalam lingkaran pertemanan.

Pertama saya mengenal media sosial adalah Facebook (Meta). Jaringan sosial bikinan Mark Zuckerberg itu menghubungkan saya dengan teman-teman lama yang sebelumnya tidak saling punya kontak, teman dari teman sebagai kenalan baru, dan kerabat dekat atau yang jauh,

Termasuk di dalamnya adalah teman yang berasal dari Kompasiana. Sejak tahun 2011 jaringan dari platform blog keroyokan ini melejitkan jumlah teman di FB. Menjadi ribuan, tetapi tidak lebih dari 5.000 akun.

Kalau bisa disebut sebagai medsos, tahun 2008-2009 saya ikut-ikutan jadi anggota situs komunitas dunia maya buatan lokal.

Tahun 2011 bergabung dengan Twitter (sekarang X). Namun, karena waktu itu tidak familier dengan penggunaannya, saya tidak aktif sampai bertahun-tahun kemudian. Belakangan mulai memanfaatkannya, salah satunya untuk membagikan artikel di Kompasiana.

Sempat ikut bergabung dengan statusbook.com, "medsos" bikinan sebagian Kompasianer, di tahun 2011 atau 2012. Namun, situs itu tidak bertahan lama.

Saya bergabung dengan Instagram di tahun 2016.

Di FB, Twitter, dan Instagram beberapa keluarga menjadi teman. Selama itu belum pernah ada ganjalan terkait unggahan masing-masing. Juga tidak ada reaksi istimewa terkait unggahan-unggahan itu.

Komunikasi langsung di dunia nyata bagi saya masih terasa nyaman, daripada via medsos. Kalau mau berkabar dengan keluarga di lain kota, ya tinggal telepon. Buat apa repot-repot ngobrol melalui media sosial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun