Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bina Hubungan Profesional, Bukan Binasakan dengan Affair

5 Juli 2024   07:05 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:33 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggunakan relasi kuasa, atasan bisa saja memaksa atau merayu bawahannya untuk melakukan tindakan asusila.

Dalam situasi tertentu perbuatan tersebut tidaklah elok. Apalagi dilakukan oleh atasan yang telah berkeluarga kepada anak buahnya dengan imbalan janji-janji.

Hasyim Asy'ari dipecat sebagai ketua dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menjatuhkan pemberhentian tetap kepada Hasyim. Ia terbukti melanggar etik dan pedoman perilaku penyelenggara pemilu, yaitu melakukan tindakan asusila kepada bawahannya.

Hasyim Asyari yang beristri dan memiliki tiga anak telah merayu, menjalin asmara, memberikan janji-janji manis, dan melakukan hubungan badan dengan CAT anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda.

Satu pejabat publik dipecat sebab melakukan tindakan tidak patut. Tindakan asusila pejabat publik terungkap berkat adanya laporan. Berapa banyak kasus serupa yang tidak terungkap?

Affair lantaran relasi kuasa tidak hanya terjadi pada lingkungan berpelat merah.

Saya mendengar atau mendapatkan cerita hubungan asmara tidak pantas di perusahaan swasta, dari yang sayup-sayup hingga terang-terangan.

Baca juga: Pemimpin Favorit

Terjadi affair antara atasan dan bawahan di kantor saya. Sampai dengan kerusuhan Mei 1998 saya bekerja di satu perusahaan di Jakarta Selatan.

Direktur utama yang sudah berkeluarga diam-diam menjalin hubungan asmara dengan sekretaris. Tidak diketahui, affair berdasarkan suka sama suka atau ada unsur pemaksaan.

Gambar affair di kantor oleh Andrea Baratella dari Pixabay
Gambar affair di kantor oleh Andrea Baratella dari Pixabay

Posisi sebagai atasan memberinya keleluasaan untuk mendekati pegawai.

Cerita berbeda terjadi antara seorang komisaris perusahaan dengan resepsionis. Komisaris punya istri dan anak. Resepsionis punya suami, tetapi belum dikaruniai momongan.

Mereka tidak terang-terangan melakukan affair di lingkungan kantor, tetapi tanda-tanda hubungan spesial terdeteksi.

Kentara ketika sang atasan membawa "kekasihnya" dalam perjalanan ke luar kota/negeri. Apa yang mereka lakukan? Silakan berimajinasi.

Perkembangan selanjutnya, resepsionis berpisah dengan suaminya.

Tidak lama kemudian di meja saya muncul pesanan sedan kecil. Pada hari berikutnya kurir melaporkan bahwa kendaraan sudah dikirimkan ke rumah kontrakan sang resepsionis.

Tidak beberapa lama, penerima tamu bak peragawati itu mengundurkan diri.

***

Begitu sekelumit kisah hubungan asmara antara atasan dan bawahan berlandaskan relasi kuasa. Mungkin masih banyak cerita serupa versi berbeda di tempat lain.

Apa pun alasannya, atasan ada affair dengan bawahan bukanlah hal baik. Itu bukan hubungan yang profesional di dalam lingkungan kerja.

Hubungan profesional melibatkan beberapa orang. Mereka bekerja bareng dalam satu sistem demi mencapai tujuan organisasi usaha.

Di dalamnya tercipta lingkungan kerja sehat, aman, dengan konflik yang minimal. Setiap individu memiliki kesetaraan sesuai porsi hak dan kewajiban disandangnya.

Hubungan profesional menjaga batasan-batasan, sehingga semua orang fokus pada tanggung jawab masing-masing. Budaya kerja dan harapan profesional acap kali menentukan cara bersikap satu sama lain.

Hubungan khusus yang bersifat pribadi dapat mengganggu lingkungan kerja tim. Menimbulkan syak wasangka, perbedaan perlakuan, perasaan tak nyaman, dan sebagainya.

Bisa saja bawahan berstatus kekasih atasan mendapatkan perbedaan perlakuan dibanding pegawai lain.

Mungkin saja muncul gunjingan, kegelisahan, persepsi ketidakadilan di kalangan pegawai. Kemungkinan terburuk, suasana kerja kondusif perlahan terkikis.

Lebih-lebih, atasan dan/atau bawahan terlibat affair memiliki keluarga. Menjaga rahasia hubungan gelap akan menyita energi, waktu, dan daya yang lebih dari biasanya. Mengganggu konsentrasi.

Jadi seorang atasan memiliki hubungan asmara dengan bawahannya, akan berpengaruh terhadap suasana kerja perusahaan. Selanjutnya, sedikit banyak mengganggu operasi perusahaan.

Atasan sejatinya memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pencapaian tujuan organisasi dibanding bawahan. Seyogyanya ia mampu membina dan memelihara hubungan profesional.

Atasan berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Juga menetapkan standar dan memberi contoh tentang bagaimana orang lain seharusnya berperilaku.

Atasan menciptakan lingkungan kerja sehat, aman, positif, dan dengan konflik yang minimal dengan membina hubungan profesional.

Bukan malah membinasakannya dengan melakukan affair.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun