Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Celengen Terisi Penuh, Ahli Sedot Bertindak

2 Juli 2024   10:05 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang meluaskan septic tank (dokumen pribadi)

Saringan pembuangan air (floor drain) di kamar mandi depan riang gembira, usai saya menyiram (flush) jamban.

Pelat baja nirkarat mengilap (stainless steel) melompat-lompat, bagai melakukan tap dance pada keramik licin bernuansa biru.

Hah? Menari-nari? Tak mungkinlah!

Saya mengucek mata. Meraba dahi, untuk mengetahui apakah kabel halus di dalam tempurung kepala terputus.

Sekali lagi, tombol flush kecil ditekan, grojog... grojog.... Pelat baja menari-nari.

Pencet lagi tombol flush ukuran lebih besar yang biasanya untuk menyiram ampas pencernaan. Pelat baja tipis melompat.

Saluran menganga. Dari dalamnya air budal (Sunda: keluar) bersama partikel-partikel cokelat kekuningan.

Memang konstruksi saluran air kotor dan saluran jamban di rumah tersambung pada satu titik, lalu pipa besar bermuara di tempat penampungan limbah.

Baca juga: Pemimpin Favorit

Meluapnya air siraman muncul bisa jadi ada sumbatan di saluran. Kemungkinan kedua, kolam penampungan limbah atau septic tank sudah penuh.

Perbaikan saluran berarti perlu menyedot, untuk mengeluarkan endapan dari "celengan" yang tampak terisi penuh.

Terakhir melakukan penyedotan tiga tahun lalu. Sebelumnya, septic tank belum pernah disedot sedari dibangun.

Waktu itu, satu saluran di kamar mandi belakang runtuh sehingga harus diganti. Septic tank perlu dikuras agar para tukang tidak terkendala dalam bekerja.

Saya memeriksa bak kontrol (tempat mengecek kondisi saluran). Terlihat permukaan air tinggi. Cairan tidak berpindah ke kotak limbah.

Berarti ada masalah dengan saluran dari bak kontrol ke septic tank. Diatasi dengan segala cara, tetap tidak mengalir.

Setelah berdiskusi dengan ahlinya, kesimpulan diambil. Terjadi sumbatan pada saluran. Kemungkinan terburuk, saluran runtuh.

Konstruksi septic tank dibuat tahun 1975. Saluran bukan PVC, tetapi menggunakan pipa terbuat dari tanah liat dibakar (hong).

Mengingat usianya, kemungkinan hong runtuh dapat diterima akal. Mesti diganti. Saya juga kepikiran untuk sekaligus memperbesar volume kolam limbah.

Sebelum mengerjakannya, tukang meminta penyedotan septic tank.

Maka saya menghubungi ahli sedot WC yang dulu. Ternyata harganya sama dengan tiga tahun lalu, yaitu Rp350.000.

"Kalau di Cibinong (Kabupaten Bogor) bisa delapan sampai sembilan ratus ribu," ujar satu tukang.

Berbincang dengan petugas sedot WC, septic tank dengan konstruksi baik dan berada di tanah dengan peresapan bagus, mestinya tidak perlu kerap disedot.

Idealnya, saluran pembuangan dari kamar mandi terpisah antara toilet dengan air bekas mandi atau cucian.

Septic tank hanya menampung limbah kotoran manusia (feses). Proses penguraian oleh mikroba berlangsung lancar. Jumlah limbah masuk berimbang dengan yang keluar.

Sedangkan air mengandung sabun dapat membunuh mikroba pengurai. Air bekas mandi dialirkan ke selokan atau sumur resapan terpisah dari tangki septik.

Di rumah saya saluran air kotor dan toilet bermuara di satu tempat: septic tank. Maka tidak mengherankan, "celengan" lekas penuh.

Petugas menyarankan, agar tiga tahun sekali menguras endapan lumpur dalam tangki septik. Bahkan 1-2 tahun sekali jika ukurannya relatif kecil atau penggunanya banyak.

Setelah ahli sedot WC bertindak menguras "celengan", para tukang mengganti hong ambrol dengan pipa PVC. Sekalian menggali, mereka meluaskan ukuran tangki septik. 

Tukang meluaskan septic tank (dokumen pribadi)
Tukang meluaskan septic tank (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun