Seorang pedagang kecil kini bisa bernapas lega, menjalankan usaha dengan lebih santai tanpa perlu mengurai benang kusut di dalam kepalanya.
Sebuah titik balik dalam hidupnya terjadi karena gugatan putra semata wayangnya.
"Buk. Kalau ibuk mati, siapa yang bayar utang-utang? Aku kan masih SD, belum sangguplah menanggung utang ibuk."
Hati orang tua tunggal itu mendadak tersayat sembilu. Perih membuat matanya basah.
***
Setahun lalu saya mendengar langsung bahwa wanita penjual gorengan, lontong bumbu, dan nasi uduk itu mengatakan "tidak" kepada petugas yang keluar masuk gang menawarkan pinjaman. Bank keliling! Lazim disebut bangke oleh warga setempat.
Sudah sekian lama ia tidak mau berutang dengan alasan apa pun kepada orang-orang yang door to door menawarkan pinjaman.
Syaratnya ringan. Proses realisasinya cepat. Tidak perlu agunan. Pengembaliannya (pokok + bunga) bisa harian.
Bangke menjadi favorit pedagang kecil, sekalipun mengenakan suku bunga super tinggi. Silakan hitung sendiri dari tabel di bawah ini, berapa besar biaya bunga bangke.