Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perempuan yang Terpinggirkan dalam Proses Transisi Energi

19 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:16 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blusukan memasuki gang padat penduduk (dokumen pribadi)

Beberapa bekerja menjadi Asiten Rumah Tangga pulang hari (tidak tinggal di rumah majikan) pada tetangganya.

Sementara mereka yang tidak memiliki kesempatan bagus akan memungut kardus, kemasan bekas air mineral, dan barang terbuang yang sekiranya masih bernilai rupiah ketika dikilo (ditimbang).

Perempuan-perempuan tersebut terpaksa berada di dalam situasi kekurangan, sehingga ia menjadi tulang punggung lantaran beragam sebab:

  • Ada yang hidup dengan anaknya karena suaminya meninggal muda.
  • Ada yang suaminya bekerja di luar kota sebagai buruh dengan penghasilan terbatas, sementara merawat ibunya yang sepuh selain anak-anaknya.
  • Ada pula yang suaminya tidak bekerja lagi kena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kesulitan memperoleh pekerjaan baru.
  • Ada juga perempuan yang terpaksa memulung barang bekas sebab suaminya tidak berdaya menderita penyakit kronis.

Ada beragam alasan maka perempuan mengerahkan segala upaya halal memperoleh penghasilan. Tidak hanya bagi dirinya, juga untuk keluarga dan anggota keluarga yang termasuk kelompok rentan.

Memahami latar belakang persoalan di atas secara lebih lengkap, tentunya perlu pengamatan mendalam dari pihak lebih kompeten.

Gambaran kasar berdasarkan blusukan selintas, perempuan dalam posisi tersebut patut mengkhawatirkan penggunaan energi. Mereka sebagai penyedia kebutuhan energi, sekaligus pencari sumber energi alternatif manakala terjadi ketiadaan energi.

Dalam kerangka itu, idealnya terjadi peralihan energi. Namun masyarakat perkotaaan umumnya tidak leluasa mengadakan transisi energi.

Sumber energi semisal matahari dan angin hanya bermanfaat dalam proses pengeringan. Sedangkan mereka belum terinformasi utuh mengenai sumber energi terbarukan lain seperti biomassa, tenaga mikrohidro, biofuel, dan lainnya.

Sebagian mungkin tidak menggunakan elpiji sebagai bahan bakar, tetapi gas alam yang memang instalasinya sudah ada di sebagian wilayah Kota Bogor.

Pemanfaatan sumber energi terbarukan di perkotaan umumnya terbentur dengan keterbatasan lahan dan pengetahuan.

Boleh jadi, perempuan penopang keuangan keluarga -- yang seyogianya berperan dalam mengupayakan peralihan energi -- belum mendapatkan edukasi tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun