Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Apa Sih Kontribusi Nyata Kegiatan KKN bagi Warga Desa?

10 Juni 2024   08:07 Diperbarui: 10 Juni 2024   08:14 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN lakukan revitalisasi lahan kosong di tepi Sungai Bengawan Solo.(DOK. mahasiswa KKN Undip diunduh via kompas.com)

Pagi menjelang siang. Enam mahasiswa berbeda jurusan keilmuan satu demi satu memasuki minibus berhidung pesek.

Tak lama mesin diesel mendorong mobil sesak penumpang meninggalkan Ciroyom, Kota Bandung, menuju Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Namanya juga angkutan umum, ya kerap berhenti menurunkan dan menaikkan sewa (istilah di kalangan sopir/kenek untuk penumpang), sehingga perjalanan memakan waktu 2-2,5 jam.

Padahal jarak diukur melalui google map cuma 35 kilometer, atau satu setengah jam dengan perjalanan darat menggunakan mobil.

Pada, kalau tidak salah ingat, tahun 1986 kami mahasiswa sebuah Universitas Negeri di Bandung melaksanan kegiatan pengabdian masyarakat, di desa sebelum wilayah Kecamatan Cililin.

Daerah dituju, yaitu Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, adalah lokasi KKN kami. 

Cililin bersama 6 kecamatan lainnya baru tergenang air akibat pembendungan Sungai Citarum. PLTA Waduk Saguling yang selesai tahun 1985 diresmikan pengoperasiannya oleh presiden RI waktu itu, Soeharto.

Di depan kantor Desa tujuan. Pak Carik atau Sekretaris Desa telah menunggu. Memandu kami menuju rumahnya, yang berjarak selemparan batu, sebagai tempat tinggal selama tiga bulan. Dua wanita tidur di rumah utama. Empat pria menginap di bangunan seberang milik tuan rumah.

Sebagian wilayah desa berada di perbukitan, beberapa di daratan tempat jalan utama melintas, dan sepenggal berada di dekat area Waduk Saguling.

Mengamati keadaan setempat, di bawah rambut anak-anak muda tumbuh gagasan-gagasan. Masyarakat pengolah tanah yang beradaptasi dengan air bagaimanapun mengalami perubahan lingkungan, sosial, ekonomi, budaya.

Tidak semua sih. Sebagian mengolah sawah ladang. Lainnya berdamai dengan perairan: membuat keramba dan menjaring ikan.

Semangat melakukan sesuatu meronta-ronta dalam diri mahasiswa. Waktu itu mahasiswa umumnya sangat dihargai oleh masyarakat. Di desa, keberadaan mahasiswa sangat diharapkan. Kotribusinya ditunggu.

Kelompok KKN di Desa Karangtanjung menuliskan gagasan-gagasan dan menjabarkan semua buah pikiran dalam rencana kerja.

Lantas kami mempresentasikannya di hadapan para pejabat desa yang ternganga. Sepertinya kagum dengan rencana kami. Bangga bersemi dalam hati yang menyembulkan sedikit rasa jemawa. Sedikit.

Selama tiga bulan kami berkeliling desa. Mengunjungi kampung-kampung (bagian dari pemerintahan desa) untuk mewujudkan rencana-rencana.

Penerimaan warga luar biasa. Tiada resistensi. Semua menyambut tulus, bahkan pada tiap-tiap kunjungan mereka menyuguhkan aneka penganan sederhana, tapi tergolong berat. Maka tak heran, beberapa kali pulang dari kunjungan perut serasa mau meletus.

Mereka berharap, kehebatan kami bisa memperbaiki keadaan desa. Membaikkan kondisi mereka. Menanti kami menyuarakan kesulitan hidup mereka kepada dunia luar. Kepada para pemimpin di luar sana.

Harapan tinggi yang lama kelamaan membuat kami merasa tidak enak hati di kemudian hari.

Tiga bulan berinteraksi dengan warga desa Karangtanjung memberikan kesan dan pengalaman berharga:

  • Ternyata mahasiswa memiliki posisi istimewa di mata warga. Berharap kami membawa perbaikan berarti.
  • Harapan warga memantik beragam gagasan perubahan dengan pendekatan lintas keilmuan, yang ternyata tidak semua bisa teralisasi.
  • Warga desa berlaku sopan, berbahasa santun, dan selalu menyapa dengan ramah. Dari itu kami belajar berlaku baik dalam pergaulan, juga meningkatkan kemampuan berbahasa Sunda halus.
  • Banyak belajar saling menghargai, bersosialisasi. dan berinteraksi dalam kesetaraan dengan masyarakat.
  • Mereka tulus menerima tamu dan tidak segan berkorban. Berusaha menjamu dengan makanan terbaik, meski mereka sendiri harus menahan lapar.
  • Sigap bergotong royong tanpa syarat dalam menyelesaikan proyek-proyek usulan kami. Kerja sama dengan warga yang sangat mengesankan.
  • Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Kami mahasiswa KKN di Karangtanjung, kebetulan semua muslim dan muslimah, ikut larut dalam suasana tersebut.
  • Selama tiga bulan kami menikmati keberadaan di lingkungan desa yang asri, serta bertualang mengelilingi bukit-bukit dan berperahu di waduk Saguling.
  • Perangkat desa dan warga akan menerima dengan tangan terbuka kedatangan kami, kendati kegiatan KKN sudah telah usai (sampai hari ini saya tidak berkunjung ke sana. Sayang sekali).

Barangkali masih ada kesan dan pengalaman berharga yang saya lupa.

Bagaimana dengan kontribusi kami mahasiswa KKN selama tiga bulan di Desa Karangtanjung?

Dari sekian rencana hebat hanya sedikit kegiatan terwujud untuk masyarakat. Dua proyek terealisasi, yaitu:

  • Pembuatan saluran bambu untuk mengalirkan air bersih ke rumah Pak Carik. Di satu tempat saja, tidak menyentuh lokasi lain di desa Karangtanjung yang mungkin membutuhkan.
  • Pembangunan perpustakaan, tepatnya mengisi bangunan kosong (tempat mahasiswa KKN pria menginap) dengan buku-buku.

Sedangkan rencana-rencana lainnya menjadi pelengkap laporan kegiatan. Proyek yang tidak sempat, atau tidak bisa, diwujudkan dengan berbagai alasan.

Jadi, sedikit pengabdian nyata kami dalam kegiatan KKN di desa selama tiga bulan. Saya merasa, tidak banyak kontribusi nyata telah kami lakukan untuk kepentingan masyarakat.

Malahan, kami mahasiswa KKN banyak memperoleh pengalaman berharga dari warga setempat.

Entah dengan suka duka didapat oleh peserta lain atau mahasiswa KKN zaman now.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun