Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Ingin Tambah Cuan, Ya Tambah Jenis Barang Dagangan

6 Juni 2024   10:08 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya ia hanya menjual kopi seduh dari kemasan saset. Kini dagangannya bertambah. Bertambah pula cuan didapat.

Bukan produk yang bersifat melengkapi kopi seduh, semisal rokok atau penganan. Ia menambah barang dagangan berupa nanas madu dari Pemalang.

Belum lama buka, empat bungkus nanas kupas masing-masing berisi empat buah sudah laris dibawa pembeli.

Sementara sebuah truk angkutan puing berhenti, sopir dan dua asistennya membeli kopi seduh dibungkus. Dua pembeli lainnya bersila menikmat kopi.

Saya duduk di kayu bekas peti buah, karena tidak bisa bersila. Menyeruput kopi tidak diaduk, lalu meletakkannya pada betonan tiang listrik, sambil mengamati penjual kopi.

Namanya Pak Yana. Berjualan kopi dan nanas di tepi jalan besar. Pembeli duduk di atas rumput di bawah rindangnya pepohonan, beralaskan spanduk bekas alat peraga kampanye.

Dulu ia hanya menjual kopi seduh. Membawa rencengen aneka merek kopi saset yang digantung pada struktur sederhana terbuat dari kayu.

Jika ada pembeli, ia menyeduh bubuk kopi dengan air dari termos tahan panas. Harga kopi seduh dalam gelas plastik sekali pakai Rp3.000.

Agar gelas berisi kopi berdiri stabil, Pak Yana menyisipkan gelas plastik lain yang dipotong menjadi kaki.

Pembelinya beragam. Pelintas yang butuh kopi harga murah, sesama pedagang tepi jalan (pengemudi ojol, penjual kaos, pedagang helm, penjaja buah), dan lainnya.

Sekarang Pak Yana menambah item dagangan. Bukan komplementer seperti rokok, kacang coreng, camilan, gorengan.

Dengan barang dagangan yang bersifat saling mengisi atau melengkapi itu, biasanya ada potensi peningkatan pendapatan melalui teknik penjualan silang (cross-selling).

Ah tanpa strategi itu, peminum kopi cenderung ingin mengunyah sesuatu ketika melihat ada camilan dipajang. Pak Yana tidak menyediakannya.

Atau meningkatkan penjualan dengan strategi upselling. Menawarkan ragam kopi dengan kualitas lebih tinggi, lebih bergengsi, dan tentu saja lebih mahal.

Tidaklah yau! Umumnya konsumen kopi tepi jalan, juga starling (starbak keliling), mencari kopi yang mereka biasa konsumsi dan pasti-pasti harganya terjangkau.

Kalau mau ngopi di tempat yang jauh lebih nyaman dan bergengsi, datang saja ke setarbak atau gerai kopi berpendingin udara. Penikmat kopi di lapak Pak Yana hanya butuh ngopi. Titik.

Pak Yana menjual kopi di tepi jalan untuk mengisi waktu, sementara belum ada panggilan pekerjaan, dengan melakukan kegiatan produktif sesuai kemampuan dan permodalan.

Pria itu tadinya bekerja sebagai tukang. Beberapa tahun belakangan orderan sepi. Mungkin pengaruh situasi perekonomian yang menurun. Bisa juga akibat berkurangnya kemampuannya untuk bersaing, mengingat usia Pak Yana sudah tidak muda lagi.

Maka ia berjualan kopi dari pukul 8.00 hingga tibanya waktu Asar. Meski berdagang di pinggir jalan, itu menjadi katup meneruskan kehidupan bagi Pak Yana.

Dengan tambahan barang dagangan berupa nanas, pendapatan harian pun bertambah. Ia tidak akan pernah memikirkan teknik penjualan cross-selling atau upselling, tetapi dengan menjalankan cara sederhana.

Satu kawan baiknya, yang menjadi pemasok nanas madu kepada para reseller, menawari Pak Yana untuk menjual barang dagangannya. Tidak perlu modal awal, asalkan mau rapi mengupas dan menunggu pembeli.

Dari sebungkus nanas kupas (isi 4 buah) harga Rp20.000, pengecer memperoleh bagian Rp7.000. Menarik!

Pak Yana mengaku, tambahan barang dagangan sangatlah berarti. Menambah penghasilan. Menurut Pak Yana, gambaran kasarnya seperti ini:

  • Penjualan kopi sehari 20 gelas X Rp3.000 = Rp60.000, dikurangi modal Rp40.000, untung kotor jadi Rp20.000.
  • Penjualan nanas sehari Rp200-240.000. Komisi 35% Rp70-84.000.

Jadi menambah jenis barang dagangan, kendati bukan komplementer, secara signifikan dapat meningkatkan penghasilan Pak Yana. Menambah cuan.

"Alhamdulillah, kini keluarga bisa makan tiga kali sehari. Bisa melanjutkan hidup."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun