Suaminya korban pengurangan karyawan sebuah pabrik pada pandemi lalu. Kehilangan daya utama, bahtera oleng. Untunglah ada sekoci penyelamat.
Dalam sebuah gang terdapat warung-warung, yang menjual sayur dan kebutuhan sehari-hari hingga penganan. Sebuah lapak seadanya menjadi tempat menjual gado-gado bumbu ulek dan gorengan.
Bekas dua lemari pendek diletakkan memanjang. Menempel pada rumah mereka, yang dua dindingnya mepet jalan dan lainnya berhimpitan dengan tembok tetangga.
Di atas meja yang berfungsi sebagai meja tertata wadah berisi sayur matang dan lontong, cobek untuk mengulek bumbu gado-gado/pecel, teko berisi sambal kacang, gorengan, buras, dan bihun goreng dibungkus.
Pembeli yang makan di tempat boleh mengambil gratis minum teh di ceret sebelah kursi kayu panjang.
Saya mengambil dua potong tempe goreng, menempatkannya di piring plastik, menyiramkan bumbu kacang encer, lalu duduk di kursi kayu. Penjual meletakkan segelas teh tawar hangat di samping saya.
Takada meja makan. Hanya kursi panjang dan tiga tempat duduk plastik.
Kira-kira satu jam saya berada di sana. Menghabiskan empat potong tempe dan secangkir teh tawar.