Sekali lagi kesenangan itu dipatahkan oleh kesibukan demi kesibukan, termasuk kesibukan semu, yang demikian menyibukkan. Robohlah tanaman baru tumbuh.
Baru delapan tahun kemudian saya mengangkat akun dari dasar ingatan. Membersihannya dari debu menutupi.
Selanjutnya saya punya cara berbeda dalam menyibukkan diri mengisi waktu yang sangat luang, yaitu dengan menulis.
Saya kira itu kesempatan bagus. Saya membuat cerpen lagi, kendati tetap tanpa teori tanpa guru. Sesekali memberanikan diri menulis esai.
Dalam perjalanan muncul kesadaran, menulis adalah menarasikan gagasan kepada publik. Tujuan awal mengisi waktu senggang telah berkembang.
Tentu saja karya tulis dikemas sedemikian rupa agar pembaca mengerti. Menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang tepat (membaca kalimat tanpa titik koma bikin sakit kepala) dan menulis dengan gaya populer. Saya belajar dari berbagai rujukan.
Saya menikmati prosesnya, dari seorang penulis tidak bagus hingga menjadi sedikit lebih baik dari penulis tidak bagus.
Saya menuliskan pengetahuan (sesuatu yang diketahui), pengalaman, dan pengamatan. Memercayai bahwa setiap orang punya kisah untuk dituliskan dan disampaikan kepada orang lain.
Dengan menulis saya merasakan manfaat.
Mengutip tulisan jurnalis Joel Mark Harris, salah satu manfaat menulis adalah melepaskan emosi tertahan (sumber). Menurutnya, 5 alasan kenapa harus menulis:
- Menulis adalah satu terapi untuk melepaskan emosi terpendam. Dengan menyelami pikiran dan emosi dalam diri, selain menarasikan gagasan
- Menulis adalah memusatkan pikiran dan rasa pada satu tugas tertentu. Kegiatan menenangkan, memudarkan gangguan lain, menyenangkan, dan menghadirkan rasa damai. Menulis sebagai hobi merupakan satu bentuk lain dari meditasi.
- Dengan menulis, sejenak menyingkirkan diri dari energi negatif dan dunia yang tidak selalu baik-baik saja. Menghasilkan kelegaan dengan menulis apa saja yang diinginkan (fiksi dan nonfiksi).
- Katanya, menulis dapat meningkatkan kemampuan komunikasi. Penulis baik mengartikulasikan dan mengekspresikan pikiran dengan jelas, bisa dinikmati pembaca, dan membuat terhubung dengan orang lain
- Terakhir, menulis membuat lebih sehat dan hidup seimbang. Sebuah studi tahun 2005 oleh Universitas Cambridge menunjukkan, minimal 15 menit menulis ekspresif cukup memberikan manfaat bagi mental dan fisik penulis.
Menyadari atau tidak, lima alasan di atas mendorong saya untuk menulis lalu memublikasikannya.