Mereka lebih sering berdalih mencari-cari alasan. Atau menyalahkan orang lain, kalau perlu menyemir bulu kambing putih menjadi hitam seluruhnya.
Tidak sedikit pemimpin, atau mereka yang berkedudukan, enggan mengakui kesalahan. Tidak minta maaf dan cenderung mempertahankan diri bahwa ia benar, sekalipun banyak hal membuktikan kekeliruannya.
Sesungguhnya kebesaran hati dan kemampuan mengakui kesalahan dapat mengubah seseorang, dari pemimpin baik menjadi pemimpin hebat.
Perilaku mengakui kesalahan menyuburkan budaya kerendahan hati, kemampuan beradaptasi, dan kebiasaan terus belajar dalam satu organisasi.
Meskipun tidak mudah dilakukan, mengakui kesalahan merupakan tindakan positif dalam karier. Bagi pegawai, meningkatkan reputasi sebagai pekerja kredibel dan jujur. Juga merupakan wujud tanggung jawab seseorang terhadap kesalahan dibuatnya, yang mengundang empati orang lain.
Pengalaman saya, baik selama menjadi pegawai kantoran maupun sebagai pemimpin entitas usaha, meneguhkan pernyataan tersebut. Mengakui kesalahan membuat lega sehingga tidak membebani Ketika melangkah maju.
Mengakui kesalahan dalam organisasi atau pekerjaan adalah tindakan penting, yang memerlukan kecakapan dan pertimbangan. Sebuah situs web (sumber) memberikan saran dalam mengakui kesalahan:
Tidak Impulsif, tetapi berpikir cermat sebelum mengakui kesalahan dengan memahami natur kesalahan, dampak ditimbulkan, dan solusi yang mungkin ditawarkan.
Memilih Waktu Tepat. Lebih baik hindari situasi masih "panas" penuh tekanan. Plilih waktu dan tempat tepat untuk berdiskusi dengan pihak relevan.
Hindari Menyalahkan Orang Lain atau Faktor Eksternal. Ketika mengakui kesalahan, seseorang yang berbuat kekeliruan ambil tanggung jawab penuh secara pribadi. Ini memperkuat akuntabilitas dan komitmen seseorang sebagai pemimpin.
Memberi Solusi. Proaktif dan sampaikan rencana perbaikan berikut solusi paling potensial. Itu menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki kekeliruan.