Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism & People Choce Kompasiana Awards 2024. yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ilmu Sikut Sakti bagi Perantau agar Sukses

18 April 2024   08:08 Diperbarui: 18 April 2024   08:12 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian pertama setelah mendapatkan ilmu sikut sakti adalah, berangkat kerja menaiki bis kota penuh penumpang. Berdesak-desak seperti rambutan ditumpuk-tumpuk di dalam keranjang bambu berongga-rongga.

Sebuah awal sulit, namun dengan ilmu sikut sakti -- ditambah terbiasa naik turun bukit memanggul hasil pertanian di kampung -- Baskoro berhasil naik bis kota.

Tidak menghiraukan orang hendak naik tersingkir. Calon penumpang itu pun tersungkur, memaki-maki ke arah bis kota yang meninggalkan asap.

Sampai di tempat kerja Baskoro mengelap keringat dengan sapu tangan. Sambil bekerja memimpikan kemungkinan paling mustahil.

Pelan-pelan dengan kekuatan ilmu sikut sakti pria perantau itu menaiki tangga pekerjaan. O ya, ditambah sedikit kecerdikan dan kepandaian menata kata.

Takusah ditanya, siapa saja yang tersingkir secara kejam dalam perjalanan kariernya.

Sekian dekade kemudian mimpi terwujud. Menteri melantik Baskoro menjadi salah satu pejabat teras sebuah departemen milik negara.

Seperti biasa, menggunakan ilmu sikut sakti Baskoro sukses meraih kedudukan penting.

Ditambah kecerdikan, kepandaian menata kata, dan kiriman kardus berisi lembaran merah dan hijau ke rumah gula-gula sang menteri.

Bagaimanapun menteri juga manusia normal, yang matanya hijau sebab terpukau oleh kilau isi kardus.

Takusah ditanya, siapa saja yang tersingkir secara kejam dalam perebutan kursi jabatan basah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun