Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kisah Menyiapkan Bingkisan Lebaran tanpa Repot

2 April 2024   06:08 Diperbarui: 2 April 2024   06:42 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang Idulfitri adalah momen mengirim parsel kepada orang terdekat atau kolega. Kirim bingkisan lebaran sudah menjadi kebiasaan.

Bingkisan lebaran pun memenuhi sebagian ruang toko ritel modern dan pasar swalayan. Tinggal beli, beri alamat penerima ke toko, dan tunggu tanda terima kiriman barang. Simpel.

Beberapa orang dengan senang hati berpayah-payah membeli isi. Isinya beragam: makanan dan minuman, sembako, peralatan makan atau minum, perlengkapan dapur, dan sebagainya.

Kemudian merakitnya dan mengemas sendiri bingkisan yang kerap disebut parsel. Lalu merencanakan pengiriman. Lumayan merepotkan.

Alasan pemberian bingkisan adalah sebagai wujud perhatian kepada orang lain, ungkapan rasa syukur, dan memelihara hubungan baik. Mungkin sebagian orang ingin berbagi bingkisan dengan mereka yang tak mampu membeli parsel lebaran.

Sesungguhnya saya tidak punya kebiasaan mengirim bingkisan lebaran. Namun bukan berarti tidak pernah.

Ada dua masa saya mengirim bingkisan lebaran, kendati mungkin wujudnya sedikit berbeda dibanding parsel di toko. Tidak perlu payah-payah merakitnya. Tidak repot pula dengan urusan pengiriman.

Kisah Pertama

Sewaktu masih mengelola kafe di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, tiap tahun saya (perusahaan) pusing memilih siapa-siapa yang patut mendapatkan parsel.

"Permintaan" bingkisan lebaran dari berbagai pihak menggunung di meja. Semua minta diprioritaskan. Surat tertulis disampaikan oleh berbagai ormas, orang mengaku dari kantor militer, serta kepolisian (dari pospol hingga Polsek). Belum lagi dari pihak-pihak yang entah.

Sangat memusingkan kepala menyeleksi kelompok mana yang akan diberi. Masalahnya, perusahaan memiliki sumber daya terbatas. Apalagi pengeluaran menjelang Idulfitri meningkat, sementara penjualan menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun