Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Arti Finansial Sehat Menurut Pedagang Kecil

19 Maret 2024   13:08 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:12 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Yanti penjual nasi uduk menghabiskan sebagian besar uang yang ada untuk berjualan. Keuntungan digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari dan dikumpulkan demi bayar sewa di akhir bulan.

"Sekolah anak?"

Single parent tersebut memiliki satu putra, yang menempuh pendidikan di SD Negeri tidak jauh dari lokasi ia berjualan.

"Ada santunan dari Masjid Al-Istiqomah bagi anak yatim."

"Menghadapi Ramadan? Lebaran? Kan saat itu mestinya pengeluaran meningkat. Harga-harga naik dan kebutuhan bertambah."

Wanita berumur sekitar setengah abad itu menyiasati dengan cara berikut (saya ringkas):

  • Pengeluaran hanya untuk modal, kebutuhan pokok, dan sewa tempat. Tidak akan mengadakan makanan khusus untuk sahur dan berbuka. Makan dengan menu sehari-hari.
  • Akan menjual makanan untuk takjil yang kemungkinan besar diburu konsumen pada bulan Ramadan.
  • Ia tidak punya beban utang. Beberapa bulan sebelumnya telah melepaskan diri dari jeratan bangke. Bank keliling itu menerapkan tingkat bunga utang menyiksa nasabah.

Hanya itu yang dapat saya tangkap dari pembicaraan ngalor ngidul dengan Bu Yanti penjual nasi uduk, lontong bumbu, dan gorengan.

Jadi pemahaman finansial sehat versi seorang pedagang kecil adalah, punya penghasilan yang cukup untuk menutup kebutuhan modal pada hari itu, biaya hidup sehari-hari, dan sewa tempat. Satu lagi, tidak ada beban utang.

Sesederhana itu. Tidak selengkap teori yang telah disampaikan oleh para pakar keuangan.

"Menabung, merencanakan keuangan, dan semacamnya adalah soal susah. Yang penting bersyukur atas apa yang didapat", lanjutnya, "entar-entar, bapak jangan nanya yang susah-susah, ya!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun