Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ngopi Pagi Cari Inspirasi Diiringi Suara Ayam

27 Februari 2024   06:08 Diperbarui: 27 Februari 2024   06:17 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedai ini menawarkan suasana adem nan asri, selain menjual makanan, kopi seduh, dan aneka penganan. Tempat cocok untuk berkontemplasi.

Bangunannya sederhana. Terlalu sederhana bagi sebuah gerai makanan yang diimpit rumah-rumah bagus di Bogor Tengah, Kota Bogor. 

Tadinya tanah kosong. Kaveling 500an meter persegi yang tidak dibangun-bangun oleh pemiliknya.

Sebulan lalu penjaga lahan membuat konstruksi bambu beratap seng, sekalian membongkar sebagian pagar sebagai pintu masuk. Ia berniat memanfaatkan sebagian tanah dan mengisi waktu dengan berjualan.

Jadilah warung sederhana. Menjual ayam geprek, nasi goreng, lauk pauk simpel, aneka minuman, dan gorengan.

Daftar menu (dokumen pribadi)
Daftar menu (dokumen pribadi)

Letaknya tidak jauh dari rumah. Hanya 110meter diukur dengan Google Maps. Tidak sampai 5 menit bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Kemudian kedai sederhana itu menjadi salah satu tempat favorit saya untuk nongkrong. Berlama-lama ngopi sambil cari inspirasi, menulis, atau sekadar healing tipis-tipis biaya murah.

Selain di rumah, adakalanya saya merenung untuk menangkap inspirasi juga menulis di ruang yang sekiranya tenteram.

Maka tempat nyaman, adem, tidak bising, tidak banyak gangguan merupakan lingkungan mendukung dalam kegiatan menulis. Bisa nongkrong lama.

Betapa tidak enak, bila sedang serius ada orang mengajak bicara. Bisa-bisa pemungutan gagasan atau kegiatan menulis jadi buyar.

Sebelumnya warung amigos menjadi tempat kesukaan (mengenai kedai ini dapat dilihat di sini).

Tempat yang minim gangguan ketika berkonsentrasi, adem, dan --ini yang penting-- menjual kopi seduh dan penganan dengan harga murah. Segelas kopi tubruk Rp4 ribu. Gorengan seribu atau seribu dua ratus limapuluh perak per potong. 

Takperlu pergi ke coffee shop.

Belakangan, warung sederhana di dalam kebun menjadi alternatif jika bosan berlama-lama di warung amigos. Warung di lingkungan teduh dan sejuk jadi tempat tongkrongan baru.

Kiri, kanan, dan belakang adalah persil-persil ukuran rata-rata 500 meter persegi. Rumah-rumah dengan pekarangan yang umumnya asri.

Di seberang jalan adalah halaman luas dari sebuah kantor instansi pemerintah. Berpagar tinggi. Halamannya ditumbuhi pepohonan besar.

Sedangkan warung kebun itu sendiri berada di lahan yang lantas ditanami pohon singkong, pisang, dan tumbuhan untuk bumbu dapur. Selain berkebun, penjaga memelihara ayam kampung. 

Ketika duduk menikmati kopi, terdengar ayam berkotek dan berkokok. Kadang unggas budidaya itu lewat di bawah meja makan.

Atmosfer sejuk, tenang, dan suara ayam membawa pikiran melayang ke alam pedesaan. Suasana yang benar-benar saya inginkan ketika merenung dan menggoreskan pena, eh mengetuk layar papan kunci di layar telepon genggam.

Ngopi sambil menikmati suasana kebun (dokumen pribadi)
Ngopi sambil menikmati suasana kebun (dokumen pribadi)

Akhirnya bertambah satu tempat tempat berkontemplasi.

Warung sederhana di dalam kebun menjadi tempat nyaman untuk mencari inspirasi dan menulis. Suasananya adem, menenangkan dan menyenangkan, dengan iringan suara alam dan ayam.

Baiklah. Sebelum beranjak pulang, terlebih dahulu saya menyantap nasi goreng ditambah telur dadar agak gosong dan rempeyek rebon (udang kecil-kecil). Semuanya ditebus dengan uang Rp20 ribu. 

Boleh juga. Lidah mengecap rasa enak nasi goreng. Asinnya pas. Tidak berminyak. Tidak terasa micin, meski saya percaya ke dalamnya telah ditambahkan penyedap. Rasa sepadan dengan harga.

Nasi goreng, rempeyek, telur dadar agak gosong (dokumen pribadi)
Nasi goreng, rempeyek, telur dadar agak gosong (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun