Ada masanya perut terlanjur berbentuk one-pack, bukan model serupa enam buah tahu tersusun.Â
Tidak mudah mengembalikan perut terlampau buncit kepada bentuk tipis di masa lalu, tetapi bukan berarti tidak bisa dikurangi.Â
Terpenting adalah mempertahankan lingkar perut setelah berkurang, kendati tidak dapat dikatakan rata atau tipis, Â agar tidak melar lagi.
Terinformasi, bagi pria lingkar perut normal harus kurang dari 102 sentimeter. Sedangkan untuk wanita 90 cm (referensi dapat dibaca di sini)
Saya pernah mengalami keadaan keadaan perut melar, meski masih dalam batas normal. Buncit, tapi tidak terlalu buncit.Â
Sampai dengan usia tiga puluhan badan masih ramping. Perut masih rata. Celana yang dipakai bernomor 28 (ukuran US/UK ekuivalen lingkar pinggang 72-76 cm).Â
Tidak sixpack amat, tapi okelah. Ia masih enak dilihat.
Mendekati usia 30, pantalon yang semula nyaman dikenakan, belakang hari terasa sempit di perut. Maka terpikir untuk mengganti dengan tingkatan di atasnya.
Selanjutnya saya memakai ukuran celana nomor 30 (lingkar 76-80 cm) pada tahun-tahun awal menikah. Mungkin karena "susunya cocok", perut bertambah subur.Â
Celana di lemari tidak mampu mengikuti perkembangan. Celana jadi sempit dipakainya, sampai-sampai saya menggunakan ukuran 34 (setara 84-88 cm).
Setelah bercermin, timbul kesadaran: perut buncit! Ia tidak bisa lagi ditutup dengan alasan "sedang pakai tas pinggang".
Jika tidak dikendalikan, bisa jadi perut akan tambah lebar. Pertanyaannya, kok bisa buncit?
Mengutip keterangan sana-sini, terinformasi penyebab perut buncit pada pria antara lain:
- Kerap mengonsumsi makanan manis dan tinggi karbohidrat.Â
- Makan dengan porsi kalap.Â
- Sering ngemil.Â
- Makan terlampau malam.
- Kurang gerak atau jarang berolahraga.
- Kurang tidur. Ditambah perilaku makan tidak sehat ketika melek berlebihan pada malam hari.
- Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Tuman merokok.
- Gagal mengelola stres.
Kurang lebih hal-hal di atas membuat lingkar perut saya makin membesar.Â
Kalau mau tidak buncit atau mengatasinya, lakukan kebalikannya. Saya berusaha untuk mengecilkan lingkar perut. Menjaga pola makan sehat, makan secara teratur, rajin berolahraga, cukup tidur, tidak ngemil, dan seterusnya.
Syukurlah, akhirnya perut kempis meski tidak kembali rata, tapi lumayanlah. Saya bisa menggunakan celana lebih kecil, yakni ukuran 32 (ekuivalen lingkar 80-84 cm).Â
Agar perut tidak melar lagi, selain menjalankan upaya-upaya tersebut di atas, saya melakukan hal-hal sederhana, yaitu:
Pertama, terus memakai celana ukuran 32 sebagai salah satu alat kontrol. Jika terasa sesak, berarti perut melar.
Perlu dievaluasi, apakah ada upaya yang tidak berjalan sesuai rencana. Semisal pola makan memburuk, ngemil lagi, kurang aktivitas fisik.
Kedua, mempertahankan ukuran keliling ikat pinggang. Cara mudahnya begini, pengait gesper tetap berada di lubang yang sama pada pita fleksibel (yang biasanya terbuat dari kulit atau kain keras). Jangan sekali-kali dipindah posisi supaya longgar, sekalipun baru makan.
Tidak perlu mengganti ukuran celana dan mengubah posisi lubang untuk gesper. Itu akan menjaga lingkar perut tetap pada ukuran dikehendaki.
Kalau berasa sesak, perbaiki pola makan. Hentikan kebiasaan buruk yang sekiranya membuat perut buncit. Juga tambah porsi olahraga demi membakar kalori dalam tubuh.
Jadi, menjaga lingkar perut agar tidak melar lagi adalah dengan mempertahankan ukuran celana. Juga tidak memindah posisi gesper.
Meskipun tidak menjadi rata banget, setidaknya cara di atas dapat menahan perut saya tidak maju ke depan. Â Â
Kalau hendak mengecilkan perut buncit, ya kerja lebih keras lagi untuk itu. Namun saya belum punya pengalaman demikian, sehingga tidak bisa  menceritakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H