Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Hangatnya Soto Banjar Kala Mendung

12 Februari 2024   07:09 Diperbarui: 18 Februari 2024   11:01 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebungkus Ikan Gabus Habang disamping tutup gelas (dokumen pribadi)

Belakangan Kota Bogor cenderung hujan pada siang hingga sore kadang malam hari. Beberapa kali saya terperangkap hujan deras lantaran keluar rumah melewati waktu Zuhur.

Seperti pada hari Sabtu kemarin (10/2/2024). Ketika berangkat untuk jalan-jalan, langit pagi masih cerah. Sejam sebelum Asar, mendung menumpahkan air.

Meskipun memakai payung saat hujan, mau tidak mau saya berlindung di emperan toko di Jembatan Merah. Waktu pulang hujan deras turun disertai angin kencang.

Esoknya tersiar berita, longsor menimpa bantaran Sungai Cidepit di wilayah Gang Makam, Kelurahan Cilendek Barat, Kota Bogor. Tidak ada korban luka atau jiwa, namun 31 orang dievakuasi ke hunian sementara (akun Instagram @bimaaryasugiarto).

Tangkapan layar situasi longsor di Kota Bogor dari akun Instagram @bimaaryasugiarto
Tangkapan layar situasi longsor di Kota Bogor dari akun Instagram @bimaaryasugiarto

Sudah tahu siang atau sore hujan deras mengguyur Kota Bogor, kok masih jalan-jalan sampai lama? Apa sih yang dicari?

Soto Banjar!

Mendung-mendung sepertinya cocok menyantap hidangan berkuah khas Banjar Kalimantan Selatan itu. Sekalian mewujudkan rencana yang telah lama mengendap.

Dulu --jauh sebelum sakit lebih dari lima tahun lampau-- mau mampir tak pernah jadi, padahal beberapa kali saya lewat di depan satu penjual Soto Banjar. 

Lokasinya terletak di pinggir Jalan Pajajaran, jalur protokol antara Terminal Baranangsiang sampai Taman Bunderan Siliwangi Pajajaran.  

Rumah makan Soto Banjar tampak jelas saat melintas. Rasa penasaran mengentak-entak jiwa, tetapi kecepatan berkendara menghalanginya.

Kaki kanan inginnya terus menekan pedal gas ketika melalui jalan nasional yang mulus itu. Waktu itu.

Baru-baru ini saya membaca reviu tentang Soto Banjar. Lantas tumbuh keinginan untuk menjajalnya, mengingat kini banyak kesempatan dan kecepatan tidak lagi menghalangi.

Maka pada pagi cerah itu saya berjalan kaki kira-kira dua kilometer, menuju halte BisKita di depan kantor Bappeda. Naik bus jurusan Ciawi, turun di satu halte di Jalan Pajajaran lalu berjalan kaki 700 meter ke tujuan: Rumah Makan Soto Banjar.

Rumah Makan Soto Banjar di Kota Bogor (dokumen pribadi)
Rumah Makan Soto Banjar di Kota Bogor (dokumen pribadi)

Langit mendung. Air mulai menitik. Pasak pendek menancap di angka 12 menunggu jarum panjang yang sedang berdetak meniti detik.

Melewati pengunjung yang memenuhi ruangan, saya langsung menuju satu meja kosong. Membaca daftar hidangan lalu memesan Soto Banjar pakai lontong untuk dimakan di tempat.

Juga membeli Ikan Gabus Habang harga Rp25 ribu bakal dibawa pulang. Kelak baru diketahui, sebungkus ikan haruang (gabus) berikut kuah bumbu merah ternyata seukuran tutup gelas biasa. Duh...

Sebungkus Ikan Gabus Habang disamping tutup gelas (dokumen pribadi)
Sebungkus Ikan Gabus Habang disamping tutup gelas (dokumen pribadi)

Sekarang di hadapan tersaji semangkuk Soto Banjar kuah bening. Berisi soun, perkedel, suwiran ayam kampung, telur (sepertinya telur bebek) rebus, bawang goreng, dan tentunya lontong (tepatnya: potongan ketupat).

Setelah menambahkan perasaan jeruk nipis, saya mencicipi kuah barang sesendok. Terasa ringan bersama gurih yang kuat berkat kaldu ayam kampung.

Lidah mencecap samar rempah. Berbeda rasa dengan soto bening yang pernah saya santap. Enak betul. Pas disantap ketika cuaca sedang adem-ademnya.

Sedikit tambahan sambal menaikkan selera. Takperlu lama, semangkuk Soto Banjar plus lontong tandas sampai titik kuah penghabisan.

Ingin tambah, harganya yang lumayan --Rp32.000 belum termasuk pajak-- menyurutkan niat.

Seger, gurih, ringan, bikin nagih. Betul-betul diterima lidah. Bumbunya apa ya?

Berselancar sejenak, saya menjumpai artikel kompas.com, "Resep Soto Banjar Asli Kuah Bening, Makanan Khas Kalimantan Selatan" yang menjelaskan bahan dan cara memasaknya.

Ternyata selain bawang merah, bawang putih, dan merica, ke dalam kaldu ayam kampung ditambahkan kapulaga, kayu manis, cengkeh, pala. Taklupa, daun bawang, seledri, daun salam, dan jahe.

Resep lengkap dan cara membuat dapat dilihat di sini.

Tidak mengherankan, tercecap rasa gurih. Berbeda bila dibandingkan soto bening yang sebelumnya pernah saya cicipi. Rempah dalam kuahnya menyegarkan badan.

Rasa-rasanya pas menikmati hangatnya semangkuk Soto Banjar, kala langit Kota Hujan sedang mendung.

Takperlu jauh-jauh ke Kalimantan Selatan. Di Kota Bogor pun bisa mendapatkan Soto Banjar, yang menurut lidah saya, enak sekaligus menghangatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun