Maka menjadi pemimpin transformasional adalah satu keharusan, meninggalkan gaya kepemimpinan kontraktual yang bekerja semata-mata ikut aturan dan kebijakan tersedia.
Pada bab pembuka, Merza Gamal mengajak pemimpin dan calon pemimpin untuk "lakukan lompatan, rebut kemenangan dengan tingkatkan leadership" (halaman 4).
Bertranformasi dari boss yang suka dan kerap memberi instruksi, menjadi spiritual great leader. Pemimpin yang melibatkan nilai-nilai spiritual dalam kepemimpinannya, penentuan kebijakan,dan pengambilan tindakan di dalam organisasi. Tidak sekadar mengelola perubahan dan kompleksitas tantangan.
Bab berikutnya tidak hanya memberikan definisi pemimpin teori di sekitarnya, tetapi juga memaknai ciri pemimpin transformasional dan tantangannya secara mendalam.
Mengembangkan keterampilan dari setiap aspek kepemimpinan dengan konsep spiritual good leader, yang mengadopsi nilai-nilai spiritual demi menghasilkan dampak positif bagi organisasi maupun individu dan masyarakat.
Bab 4 memaknai esensi kepemimpinan transformasional serta prinsip-prinsip pembentuknya.
Bab selanjutnya mengupas tentang spiritual entrepreneurial leader, yakni pemimpin yang mampu mengawinkan dimensi spiritual dan semangat wirausaha.
Kepemimpinan transformasional dipengaruhi oleh satu kerangka kerja yang dikenal sebagai golden circle. Satu pendekatan terkait dengan aspek why, how, dan what dalam menjalankan kepemimpinannya (Bab 6 halaman 129).
Bab 7 mengajak pembaca mengenal kepribadian seorang pemimpin, melalui model DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Conscientious) dan GRIT (Kekuatan, Passion, dan Ketekunan).
Bab 8 mengeksplorasi tahapan dalam assessment DISC. Bagaimana melaksanakan dan memahami lebih mendalam tipe-tipe kepribadian. Juga mengoperasikan hasil penilaian DISC dengan GRIT.
Bab 9 mengulas konsep GRIT, cara mengukur, dan mengembangkannya. GRIT adalah parameter yang mencerminkan ketahanan mental, tekad, dan semangat ketika menghadapi hambatan dalam proses pencapaian tujuan.