Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Songong Sekali Orang Ini!

23 Januari 2024   11:08 Diperbarui: 23 Januari 2024   11:10 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang buang limbah sembarangan. Padahal tempat sampah hanya berjarak 8-10 meter dari tempat duduk.

Pada trotoar lebar yang baru saja selesai pada bulan Desember lalu terletak bangku-bangku. Di antara bangku tersedia tempat sampah. Jumlahnya cukup.

Kini jalur pejalan kaki tak jauh dari rumah itu nyaman untuk healing tipis-tipis. Selain teduh, betah duduk di bangku sambil merenung atau menuliskan gagasan terbersit.

Pada satu pagi seseorang duduk di sebelah saya. Ia membawa gelas plastik isi air panas dan kopi susu, yang baru dibelinya dari starling (pedagang kopi keliling).

Rupa-rupanya bubuk baru dituangkan. Terlihat pria bertopi itu mengaduk-aduk isi gelas dengan saset tergulung.

Usai mencampur, ia melempar kemasan bekas begitu saja di depannya. Di atas hamparan rumput.

"Pak, di sana ada tempat sampah. Jangan buang sampah sembarangan!"

Tempat sampah fiberglass warna kuning terletak 8-10 meter di sebelah kiri dari tempat duduk. Yang warna hijau di sebelah kanan. Tinggal pilih.

Diingatkan, pria itu bergeming. Sama sekali tidak berusaha mengambil bungkus tadi lalu membuangnya ke tempat sampah.

Muka orang tersebut menunjukkan ekspresi tidak bersalah. Dingin dan menyebalkan. Songong nian!

Berapa kali kita menjumpai orang dengan perilaku buang sampah sembarangan?

Orang-orang tidak bertanggung jawab itu melemparkan limbah atau barang tidak terpakai secara serampangan. Ke taman, jalan, sungai, dan sebagainya.

Pelakunya bisa meliputi orang dewasa dan anak-anak. Pria atau wanita.

Mereka tidak terinformasi, tepatnya tidak memperoleh edukasi, bahwa membuang sampah sembarangan dapat merugikan. 

Pastinya membuat lingkungan jadi kotor, tidak sehat, dan mungkin menjadi sumber penyakit. Dampak lebih jauh, berpotensi membuat selokan mampat, sungai tercemar serta mengalami pendangkalan, menyebabkan banjir, dan seterusnya.

Pelaku yang membuang sampah sembarangan bersifat egois. Tidak memedulikan lingkungan, alam, serta makhluk hidup lain di sekitarnya.

Perilaku membuang sampah sembarangan termasuk hidup tidak selaras dengan alam (mengutip kompas.com).

Perilaku buang sampah sembarangan adalah satu wujud hidup tidak harmonis, antara manusia dan alam tempat tinggalnya

Saya mungkin tidak bisa seperti Siti Umi Hanik di Surabaya. Hanik atau Hanie bersama komunitas Nol Sampah melakukan kampanye, sosialisasi, pendampingan, berperilaku menekan sampah --terutama sampah plastik (kompas.id).

Saya memulai dari diri sendiri, membentuk perilaku peduli lingkungan bersih dengan menekan hasil sampah:

  • Membawa tas kain bila berbelanja.
  • Selalu membawa kantong keresek saat jalan-jalan. Bisa untuk membungkus sesuatu. Bisa sebagai kantong sampah darurat, jika tidak menjumpai tempat sampah.
  • Membawa botol berisi air mineral untuk minum, sehingga tidak perlu membeli air minum dalam kemasan yang menghasilkan sampah gelas/botol plastik.
  • Mengajak anak sejak dini dan keluarga terdekat agar membuang sampah pada tempatnya.
  • Memilah limbah rumah tangga.
  • Mengubur sampah organik di halaman.

Demikian cara sederhana yang saya lakukan, dalam rangka menekan buangan dan tidak buang sampah sembarangan.

Tidak menjadi berlaku seperti pria di atas. Pria songong yang tidak tahu adab terhadap lingkungan tempat hidup bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun