Wajah tidak menunjukkan gejala asimetris, berbicara tidak pelo, bagian tubuh tidak kebas. Tidak menunjukkan gejala kena stroke.
Dokter memberi obat pengencer darah untuk pengobatan selama sepuluh hari.
Kawan dan kerabat di atas mengalami gangguan seperti stroke, tetapi berlangsung dalam waktu singkat. Gangguan tidak menimbulkan kerusakan permanen pada otak, yang menyebabkan kelumpuhan atau kendala lainnya.
Mereka menganggap gangguan stroke ringan hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Risikonya rendah dan dapat diabaikan.
Benarkah demikian? Kita lihat, bagaimana pendapat para ahli kesehatan.
Lebih dulu kita kenali tiga jenis utama stroke. Paling umum adalah stroke iskemik, yang terjadi ketika aliran darah ke otak melalui arteri tersumbat.
Kedua, stroke hemoragik yang terjadi akibat pecahnya arteri (pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke otak dan seluruh tubuh), sehingga merusak jaringan sekitarnya.
Ketiga adalah Transient Ischemic Attack (TIA), serangan iskemik sementara yang kerap disebut sebagai stroke ringan.
Disebut juga atau ministroke, terjadi ketika aliran darah ke otak terhalang oleh plak atau gumpalan darah dalam arteri. Kejadian berlangsung sebentar, mungkin tidak lebih dari 5 menit.
Di bawah ini merupakan faktor risiko penyebab ministroke dan stroke, di antaranya:
- Serangan stroke sebelumya.
- Diabetes.
- Hipertensi.
- Aktivitas fisik yang rendah.
- Merokok.
- Pola makan tidak sehat.
Gejala stroke ringan mirip dengan gejala serangan stroke:
- Lemah pada lengan atau kaki di satu sisi tubuh.
- Masalah keseimbangan.
- Perubahan tiba-tiba pada penglihatan
- Wajah tidak simetris.
- Ucapan pelo atau terganggu.
- Mendadak mengalami sakit kepala sebelum stroke.