Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Geliat Ekonomi Menyambut Tahun Baru

31 Desember 2023   06:08 Diperbarui: 31 Desember 2023   06:23 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar merayakan tahun baru oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Berbagai acara digelar demi menyerap antusiasme masyarakat menyongsong tahun baru. Sektor perekonomian pun menggeliat.

Geliat ekonomi tersebut digambarkan dalam "Euforia Menyambut Tahun Baru Geliatkan Ekonomi," di halaman pertama e-paper Kompas edisi Sabtu (30/12/2023).

Di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, sejumlah pikap dihias dengan berbagai karakter (Si Unyil, Si Juki, maskot Jakarta-JeKaTe, Sayuti Koboi Betawi, Sri Asih). Persiapan yang kemudian menarik keingintahuan pengunjung Monas.

Para pedagang di sekitarnya turut antusias menyambut pergantian tahun. Peningkatan jumlah pengunjung membuat satu pedagang memperoleh Rp1 juta dari hasil berjualan.

Beralih ke Kemayoran. Jakarta International Expo mengadakan ajang cuci gudang aneka produk dengan harga murah.

Dalam Big Bang Festival itu, satu pemilik outlet mengaku menjual 400-500 pasang sepatu sehari. Omzet penjualannya mencapai Rp150 juta, dibanding penjualan harian Rp10-15 juta. Lainnya, sebuah toko mainan mengantongi pendapatan Rp50 juta sehari.

Sektor usaha hospitality juga turut menikmati geliat ekonomi yang positif menjelang malam pergantian tahun.

Pemesanan kamar di sejumlah hotel di Jakarta bergerak di angka 90%. Dengan ekspektasi optimis, tingkat hunian hotel pada malam tahun baru bisa sampai 100 persen.

Tidak hanya hotel. Bidang usaha hospitality lainnya, seperti usaha F&B, turut menikmati Hikmah Tahun 2023 berganti ke tahun 2024. Ikut meraup pendapatan besar dalam pergantian tahun.

Sekian tahun lalu saya terjun di bisnis Food and Beverage, dan merasakan geliat ekonomi malam tahun baru pada masa-masa itu.

Saya mengelola sebuah restoran di Kebayoran Baru Jakarta Selatan yang menawarkan masakan Barat, Oriental, dan Indonesia.

Berkapasitas duduk 250 orang, ia memberikan atmosfer nyaman bagi pengunjung dengan iringan musik latar (playback) dan musik hidup.

Oleh karena itu tempat yang disebut kafe, kadang orang menyebutnya sebagai club (tempat klabing/clubbing), memiliki 3 surat resmi:

  • Izin restoran, menyediakan makanan dan tempat menyantap sajian.
  • Izin bar, menjual minuman beralkohol legal (dengan cukai).
  • Izin penyelenggaraan musik hidup.

Menyambut malam tahun baru, sekurang-kurangnya 3 bulan sebelumnya manajemen merancang acara malam tahun baru. Maklum, biasanya tarif artis atau band penampil akan melonjak mendekati akhir tahun. Paling sedikit 3 kali lipat.

Izin keramaian diterbitkan khusus oleh Dinas Pariwisata dan Kepolisian untuk acara New Year's Eve. Waktu itu "biaya" pengurusanya pun khusus. Mudah-mudahan sekarang tidak ada.

Pengelola menerbitkan tiket khusus malam tahun baru bagi pengunjung untuk masuk ke kafe, termasuk menikmati set menu dan sajian hiburan.

Tiket bernomor didaftarkan dan diperforasi di Dinas Pendapatan Daerah. Kelak pada akhir acara langsung diperiksa oleh Tim Gabungan (Dinas Pendapatan, Dinas Pariwisata, Dinas Trantib, dan aparat).

Waktu itu, Pemda DKI Jakarta menetapkan tarif pajak hotel dan restoran (PHR, dulu PB1), sebesar 10% untuk penjualan di hari biasa. Sedangkan khusus untuk penjualan tanggal 31 Desember dikenakan tarif 15%.

Tiket malam tahun baru termasuk set menu, yang dirancang berbeda dengan hidangan pada hari biasa. Lebih luks. Lebih eksklusif.

Memang tiket masuk dijual dengan harga tidak murah. Harga menu F&B tambahan dijual tiga kali lipat dari harga biasanya.

Harga mahal khusus tahun baru tersebut semata-mata untuk membiayai:

  • Artis atau band penampil yang tarifnya melonjak tajam.
  • "Biaya" pengurusan izin yang lebih tinggi.
  • "Biaya tahu sama tahu" pada pemeriksaan oleh Tim Gabungan.
  • Modal pembelian persediaan makanan minuman.
  • Keuntungan.

Tanggal 31 Desember atau pada malam pergantian tahun adalah tambang emas bagi pengelola kafe. Restoran dengan fasilitas bar dan live music. Pendapatan pada hari itu jauh melampaui penjualan pada hari biasa.

Saya lupa persisnya, tempat yang saya kelola bisa meraup omset sampai 5 bahkan 10 kali lipat dari biasanya.

Beberapa tahun saya turut merasakan geliat ekonomi malam tahun baru. Mengenyam pendapatan tinggi pada malam pergantian tahun.

Namun perlu diingat, bahwa pengeluaran-pengeluaran untuk mengadakan acara tutup tahun juga berlipat-lipat. Dengan demikian, keuntungan didapat sebanding dengan upaya yang telah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.

Begitu.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan: 

Selamat Menyambut Malam Tahun Baru 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun