Tidak semua orang kena stroke menjadi lemah atau mengalami kelumpuhan. Beberapa tampil sebagaimana orang sehat. Tidak lunglai. Tidak menurun mobilitasnya.
Terdengar kabar satu kawan sekolah kena serangan stroke. Lama setelahnya, saya baru berkesempatan menjenguk ke kediamannya.
Perjalanan menuju rumahnya lumayan menantang. Bagusnya, pengemudi ojol yang mengantar mahir membaca Google Maps. Ditambah beberapa kali bertanya kepada warga.
Long time no see! Pertemuan menyenangkan sekaligus mengherankan.
Menyenangkan, karena terakhir bertemu 15 tahun lalu waktu reuni kecil-kecilan di Jakarta.
Mengherankan, terserang stroke tapi tidak tampak lumpuh. Berdiri tegap menyambut kedatangan saya dengan kedua tangan melebar di depan rumah.
Tidak ada tanda-tanda sebelah tubuhnya lemah. Tidak ada gangguan bicara. Kok bisa?
Dari perbincangan terungkap bahwa serangan stroke tidak menyebabkan kawan saya mengalami penurunan mobilitas, semisal kelumpuhan dan gangguan bicara.
Ia tetap berangkat bekerja naik Commuter Line, dari satu daerah di Kabupaten Bogor ke Jakarta. Normal seperti biasa.
Walaupun segalanya tampak seperti biasa, kawan saya harus melihat dengan sungguh-sungguh ke bagian bawah, sebelum melangkah masuk ke gerbong kereta.
Ternyata ada satu area penglihatan yang hilang. Area penglihatan atau bidang visual adalah segala sesuatu yang tampak, termasuk:
- Melihat lurus ke depan (penglihatan sentral).
- Melihat ke samping (penglihatan peripheral/tepi).
Hilangnya bidang penglihatan berarti tidak dapat melihat ke satu bagian. Hal itu disebabkan saraf bidang penglihatan di otak rusak akibat serangan stroke.
Mata bekerja secara normal, tetapi otak tidak mampu memproses gambar dari satu area penglihatan.
Meskipun umumnya stroke menjadi salah satu penyebab utama kecacatan jangka panjang, tidak semua orang mengalami kelumpuhan.
Dampak jangka panjang dari serangan stroke beragam. Tergantung jumlah jaringan dan area otak yang terkena serangan stroke. Misalnya, kerusakan pada sisi kiri otak akan berdampak terhadap bagian kanan tubuh. Demikian sebaliknya.
Medical News Today menerangkan, apabila stroke menyerang sisi kiri otak maka efeknya meliputi, antara lain:
- Kelumpuhan di bagian kanan tubuh.
- Gangguan bicara dan bahasa.
- Tindak tanduk lambat dan terlalu berhati-hati.
- Kehilangan memori.
Sebaliknya, jika stroke menyerang sisi kanan otak maka efeknya meliputi, antara lain:
- Kelumpuhan badan bagian sebelah kiri.
- Gangguan penglihatan.
- Perilaku grusa-grusu (serba tergesa-gesa atau ingin cepat) dan serba ingin tahu (inquisitive).
- Kehilangan memori.
Sekarang saya mengerti, kawan saya terlihat normal meskipun kena stroke. Tidak tampak lemah. Tidak mengalami kelumpuhan. Atau terganggu fungsi motoriknya. Ia "hanya" menderita gangguan penglihatan.
Jadi stroke tidak selalu menyebabkan kelumpuhan, tetapi bisa mengganggu fungsi bagian berbeda. Tergantung banyaknya jaringan dan area yang mengalami kerusakan.
Rujukan: stroke.org.uk dan medicalnewstoday.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H