Singkat cerita lansia tersebut tertarik dengan tawaran orang "sakti" tersebut. Mencairkan uang tabungan demi menyokong bisnis yang katanya menguntungkan.
Uang tabungan terkuras. Dana bagian warisan amblas. Sedangkan keuntungan bisnis belum jelas hasilnya sampai sekarang.
Malahan, orang yang menawarkan bisnis sulit dihubungi. Tidak diketahui pula tempat tinggalnya dengan pasti.
Tipis betul antara ketidakmengertian tentang bisnis ditawarkan, terpukau dengan iming-iming, tertipu, dan lugu (saya tidak menyebutnya dungu).
Tidak ada saran diberikan, selain mengantarnya bikin laporan ke kantor polisi.
Mungkin tidak mudah dijadikan perkara pidana, karena pengeluaran uang atas dasar kehendak sendiri. Bukan sebab pemaksaan oleh orang lain.
Dua kasus di atas memiliki perbedaan, namun sama-sama merugikan secara finansial. Satu lansia kena ilmu gendam, satunya terpesona oleh tawaran menggiurkan.
Demi menghindari kerugian, bagi lansia ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari dua peristiwa di atas:
(1). Bila jalan jauh sebaiknya tidak sendirian. Ada pendamping, yang akan memberikan pandangan berbeda atau menjaga apabila berjumpa dengan orang asing.
(2). Tidak mudah terpesona oleh iming-iming, apalagi berasal dari mulut manis orang baru dikenal.
(3). Jangan percaya 100% dengan tawaran menggiurkan. Sisakan sedikit untuk ketidakpercayaan.