Selasa (28/11/2023). Hari pertama kampanye. Sebelum meninggalkan Kota Bogor naik KRL Commuter Line menuju Jakarta, Anies Baswedan menyantap soto mie Bogor (sumber).
Tidak terinformasi, bagaimana kesan calon presiden nomor urut 1 setelah menikmati penganan khas Kota Hujan.
Selain soto bening dan soto kuning (bersantan), soto mie merupakan makanan khas Kota Bogor. Ragam makanan berkuah tersebut kerap menjadi buruan penggemar kuliner.
Pada awal kedatangan tahun 1980-an, saya melihat soto mie Bogor sebagai jajanan pikulan. Dijajakan berkeliling.
Kotak di satu sisi memboyong bahan-bahan pengisi soto mie. Kotak satunya mengusung dandang berisi kuah dan kompor.
Ujung-ujung pikulan dari bambu pipih menggandar dua kotak kayu itu. Penjual memanggul pikulan di bahunya berkeliling ke luar masuk permukiman.
Dalam perkembangannya, pikulan digantikan oleh gerobak. Penjual soto mie berkeliling pun sudah jarang ditemui. Umumnya mereka mangkal di satu tempat.
Meskipun popularitasnya bersaing dengan bakso dan mi ayam, keberadaan soto mie mangkal masih mudah ditemukan di Kota Bogor.
Dulu soto mie disantap begitu saja. Sebagai kudapan. Sekarang pembeli kebanyakan memperlakukan soto mie sebagai teman nasi. Menjadi menu utama.
Harga soto mie berada dalam rentang harga 10.000 hingga 25.000 rupiah. Tergantung isi, tempat, dan suasana ditawarkan.
Harga soto mie pikulan atau gerobak pinggir jalan akan berbeda, dengan yang di lapak tetap. Apalagi di hotel
Soto mie dengan harga lebih terjangkau berisi kulit sapi, jeroan, atau daging kepala. Yang lebih mahal terdiri dari campuran daging sapi.
Umumnya soto mie Bogor berisi daging, kikil, atau jeroan. Ditambah irisan kentang, kubis, risol (spring roll isi bihun), tomat, emping, daun bawang dan seledri, serta mi kuning.
Kuahnya dibuat dari rebusan daging dan tulang dengan rempah-rempah ditumis.
Dulu kuah berwarna merah karena mengandung cabe merah tanpa biji yang digerus. Sekarang cenderung bening kecokelatan, karena kuah juga dipakai untuk soto bening.
Memang ada beberapa pedagang yang sekaligus menjual soto mie dan soto bening.
Agar kuah soto mie menjadi merah, ia menambahkan tumisan cabai merah dan bumbu tertentu di luar sambal.
Artinya, sekarang sulit menemukan soto mie Bogor original dengan kuah merah seperti pada tahun 80-an.
Saya sendiri tidak berusaha mencari soto mie dengan rasa paling pas, karena sedang menghindari makan daging merah apalagi jeroan.
Jadi saya tidak bisa menggambarkan sensasi rasa soto mie pada saat sekarang. Masih seperti dulu atau ada perubahan?Â
Mudah-mudahan masih ada yang mempertahankan keasliannya.
Kembali ke ihwal soto mie bogor dan kampanye Anies Baswedan.
Menurut dugaan saya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan makan soto mie Bogor dengan beberapa alasan:
- Suasana Kota Bogor yang adem (karena mendung atau gerimis) cocok menyantap makanan berkuah nan mengepul, seperti soto mie.
- Merupakan satu cara cerdas mengambil hati warga Bogor, dengan jajan di warung pinggir jalan.
- Menegaskan bahwa mantan gubernur DKI itu merupakan bagian dari warga biasa, tidak jengah menyantap makanan rakyat.
Kira-kira begitu. Apakah kemudian keadaan "merakyat" tersebut dilakukan dalam rangka kampanye, itu adalah persoalan berbeda.
Barangkali para pengamat dan ahli lebih bisa menjelaskannya.
Saya hanya meneguhkan, soto mie Bogor memang cocok disantap pada cuaca adem Bogor belakangan ini.
Suasana adem yang akan meliputi kampanye jelang Pilpres 2024.
Itu saja sih harapannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H