Ia mengambil nasi lagi, karena masih ada sambal dan lauk.
Sambal dan lauk habis, lalu mengambil tongkol dan sayur.
Nasi, lauk, sayur masih ada, tapi sambal habis. Lantas ia menarik cobek.
Tidak pernah bisa klop. Nasi habis, ikan asin masih ada. Tambah nasi, ikan asin habis. Nasi dan ikan asin masih ada, sambal habis.
Baru setelah melahap 3 piring nasi hangat beserta kawan-kawannya, kawan satu itu berhenti makan seraya memegangi perutnya.
Ck...ck...ck... Padahal perawakannya biasa saja. Tidak gemuk berlebihan, pun tidak kurus betul.
Boleh jadi, makanan dimasak di atas api kayu bakar menerbitkan aroma asap (smokey flavor) yang menggugah selera. Juga menghasilkan tingkat kematangan pas berkat proses memasak dalam suhu tinggi.
Ah, yang pasti kawan satu itu bergembira (excited) melihat kegiatan memasak menggunakan kayu bakar.Â
Itu membuatnya sangat lapar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H