Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Makan Siang di Istana dari Perspektif Awam

1 November 2023   20:08 Diperbarui: 1 November 2023   20:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan siang istana, Senin (30/10/2023).(Dok. Sekretariat Presiden) melalui kompas.com

Presiden Joko Widodo makan siang bersama 3 bakal calon presiden pada Pilpres 2024 di Istana Merdeka, Senin (30/10/2023).

Atas undangan Jokowi, bakal capres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto duduk bersama mengelilingi meja bundar.

Dalam acara Makan Siang Istana menu disajikan adalah: nasi putih, soto Lamongan, ayam kodok, sapi lada hitam, bebek panggang, cumi goreng, udang goreng telur asin, kalian cah sapi, es laksamana mengamuk, dan es jeruk (kompas.com)

Pertemuan dan makan siang Jokowi bersama tiga bakal capres menorehkan tanggapan dari beragam elemen Masyarakat.

Dari para pengamat, politisi, hingga awam yang nongkrong di warung kopi. Baik pandangan positif, maupun yang bernada nyinyir.

Pertemuan menggambarkan pesan netralitas Jokowi dalam Pilpres 2024. Pemilihan akan berlangsung jujur dan adil bagi semua kandidat.

Seorang pakar komunikasi mengatakan, makan siang istana adalah tradisi baik dengan catatan yang sangat positif.

Sebaliknya, analis komunikasi politik berbeda memandang bahwa pertemuan tersebut akan melemahkan taring kritis mereka.

Baca juga: Beringin Angker

Satu pihak lain lagi menilai agar mewaspadai langkah Jokowi terkait pertemuan itu, karena bisa saja ucapan disampaikan akan terbalik (tidak sesuai) dengan kenyataan di kemudian hari.

Politisi berbeda menuding Jokowi ingin cuci piring, membersihkan citranya yang menurun usai gonjang-ganjing Gibran dalam pen-cawapres-an.

Melalui kacamata awam, saya melihat makan siang istana berlangsung dalam suasana akrab (sayangnya tidak bisa membaca isi pikiran dan hati masing-masing peserta pertemuan).

Semangat kekeluargaan yang mudah-mudahan mencerminkan proses Pilpres 2024 berlangsung sehat, demokratis, bersih, dan tanpa permusuhan.

Itu harapan saya terhadap kontestasi jelang dan saat Pilpres 2024.

Kendati kontibusinya renik di samudera politik, demi mendukung situasi kondusif saya melakukan hal-hal berikut:

  • Memilih kandidat yang setia, kepada Pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum tertinggi UUD 45.
  • Siapa pun Paslon pilihan saya hanya disimpan di dalam hati. Tidak tersurat. Tidak tersirat.
  • Tidak memaksakan pilihan dan pendapat politik kepada orang lain.
  • Menjauhi perbincangan tidak produktif terkait capres-cawapres.

Suasana panas Pilpres 2024 cukup terjadi di tataran atas saja. Di antara Paslon, tokoh-tokoh tim pemenangan, elit politik, dan para pengamat.

Bagi saya sebagai man on street, Pilpres adalah satu hal. Jauh lebih penting lingkungan kehidupan sehari-hari yang tidak tercemar permusuhan sebab beda kandidat Pilpres 2024.

Demikian sudut pandang awam saya perihal panggung pertunjukan politik elektoral mendatang.

Bila memiliki gagasan berbeda, sampaikan pendapat Anda melalui artikel. Dan sertakan karya tulis dalam Lomba Menulis Bersama KPB: Boleh Beda Pilihan, tapi NKRI Tetap Satu. Tautan di sini.

Jurinya Yudi Latif, M.A., Ph.D. Hadiah saldo digital dan buku karya Yudi Latif. 

event KPB Pilpres 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun