Sabtu pagi baru lalu. Belum jauh berjalan kaki dari rumah, telepon genggam bergetar. Sebuah pesan WA.
Sahabat, sekaligus senior yang saya kagumi, dengan senang hati berniat membantu kesusahan pemilik warung amigos.
Sebelumnya saya menayangkan artikel, mengisahkan peristiwa pencurian di sebuah kedai nasi Sunda.
Modal atau akumulasi keuntungan hasil usaha sekian waktu disikat pencuri, dengan cara mengalihkan perhatian sehingga pemilik warung lengah.
Isi artikel sederhana telah menggugah rasa prihatin beliau nun jauh di sana. Merasakan kesedihan pemilik warung nasi.
Demi membantu kegundahan pemilik warung, yang saya sebut warung amigos, beliau dan istri dengan hati tulus hendak mengirim uang pengganti kehilangan.
Pada malam harinya suami istri pasangan sejati berdomisili di luar negara Indonesia itu, mengirimkan sejumlah uang untuk diteruskan kepada Ibu warung.
Keesokan harinya saya ke warung amigos. Pesan kopi hitam seduh diaduk sedikit dan minum air mineral.
Saya menunggu momen tepat untuk menyerahkan uang, sambil memikirkan kata-kata singkat padat dan sesuai tujuan.
Ketika keadaan sepi tidak ada pembeli dan si Ibu punya waktu senggang, saya pun meminta tempo sejenak.
"Ada titipan dari jauh. Dari negara Australia."
Ibu warung, yang belakangan saya tahu bernama Bu Retno, tampak terheran-heran. Tidak mengerti maksud perkataan saya.
Kepada wanita tersebut saya menunjukkan isi pesan WhatsApp dari, Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina Effendi.
Ibu beranak 3 lelaki itu tercengang, "asa ngimpi (bhs Sunda: seperti mimpi). Mimpi apa ya semalam?"
Setelah penyerahan titipan uang, Bu Retno mengucapkan terima kasih tak terhingga dan menyampaikan salam hormat setinggi-tingginya, kepada Pak Tjipta dan Bu Roselina atas kebaikan.
"Hanya Tuhan yang bisa membalasnya," wanita berusia 52 tahun itu berdoa. Air menggenangi matanya .
Sampai beberapa saat saya masih di warung amigos. Tidak menulis. Menghabiskan kopi hitam sembari merenung.
Sekalipun berada jauh dari mata, pasangan abadi tersebut dikaruniai kelembutan hati. Turut merasakan keadaan dan pikiran susah Bu Retno, yang terpaksa kehilangan uang dicuri orang jahat.
Pak Tjipta dan Bu Roselina telah mengirimkan kasih bagi sesama manusia, dari Australia ke Indonesia.
Peristiwa itu menunjukkan, betapa kebaikan dan empati telah melampaui batas negara.
Semoga kebaikan dibalas dengan kebaikan berlipat-lipat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H