Putri saya menyodorkan sebuah artikel tentang peran teknologi blockchain di sektor perikanan.
Sekaligus menjadi sebuah upaya agar saya lebih memahami pekerjaannya. Supaya mahfum, betapa sibuk sehingga ia tidak sering menengok bapaknya
Kalaupun ke Bogor, membawa laptop. Dalam banyak waktu ia terhubung dengan Jakarta atau Singapura, kendati sedang berkumpul dengan keluarga.
Eh, malah curcol. Sudah, sudah, sudah.
Kembali ke bacaan dimaksud, begini kira-kira isinya. ID FOOD meneken Memorandum of Understanding, tentang Pengembangan dan Penerapan Sistem Teknologi Informasi Perdagangan Perikanan, dengan D3 Labs, perusahaan startup berbasis tekhnologi blockchain (sumber).
Saya berkerut kening, berusaha memahami frasa teknologi blockchain. Sering mendengarnya, tapi belum tertarik untuk mempelajari.
Sebelum itu disampaikan bahwa ID FOOD adalah corporate brand dari PT Rajawali Pangan Nusantara (Persero). Katanya, perubahan jenama korporasi memberikan arah dan fokus lebih eksplisit kepada Holding BUMN Pangan tersebut.
ID FOOD menekuni usaha pertanian dan agroindustri, peternakan dan perikanan, juga perdagangan dan logistik. Membawahi 5 entitas usaha eks BUMN berikut 11 anak perusahaannya (selengkapnya dapat dibaca di idfood.co.id).
Sedangkan D3 Labs merupakan penyedia layanan teknologi finansial berlandaskan teknologi blockchain.
Dengan rantai blok kemudian sistem keuangan menjadi sederhana, gampang diakses dengan cara aman untuk semua orang. Terdapat otomatisasi transaksi keuangan tanpa perlu perantaraan, sehingga menghemat waktu dan biaya.