Entah kurang cermat mendengar atau kesulitan melafalkan "ng", orang bule menyebut buah amat masam ini dengan bilimbi.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) punya beragam sebutan: blimbim (Perancis), mimbro (Spanyol), kaling pring (Thailand), calincing (Sunda) belimbing sayur, belimbing buluh, belimbing botol, belimbing besi, belimbing asam.
Pohonnya mudah tumbuh dan berbuah lebat jika cukup mendapat sinar matahari.
Buahnya bisa digunakan untuk beragam masakan, campuran sambal, dijadikan asam sunti, dan dikonsumsi begitu saja bagi yang sudah kepepet.
Kata orang, dapat menurunkan tekanan darah. Maka itu satu upaya terakhir yang saya lakukan.
Beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah atas (sistolik) menunjukkan angka 145-155. Sedangkan bawahnya (diastolik) masih tergolong wajar, sekitar 80 mmHG.
Hari Senin pekan lalu dalam rangka memperoleh surat rujukan, saya ke puskesmas. Satu prosedur adalah pemeriksaan tensi. Hasilnya, 147/80 mmHG. Tekanan darah masih di atas normal.
Sementara empat hari lagi kontrol rutin dan pemeriksaan laboratorium. Bisa-bisa dokter spesialis ngomel lagi mengetahui tekanan darah di atas batas wajar.
Maka selama hari tersisa saya makan blimbing wuluh segar. Memetik langsung dari pohonnya di halaman rumah. Tiap hari mengonsumsi tiga buah.
Apakah kemudian tekanan darah tinggi menjadi turun setelah mengonsumsi blimbing wuluh?