Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), fenomena El Nino diperkirakan berlanjut hingga Februari 2024. Gejala alam itu menimbulkan peningkatan suhu permukaan dan penurunan curah hujan (sumber).
Penyimpangan iklim membuat musim kemarau yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia menjadi lebih buruk.
Pengaruh El Nino terasa di Kota Bogor. Hujan jadi jarang menyinggahi Kota Hujan.
Padahal dulu air langit hampir setiap hari menyiram Kota Bogor. Sesekali berhenti pada musim kemarau hujan dengan jeda paling lama 3 hari.
Fenomena alam pemicu panas dan kekeringan di Indonesia itu merupakan siklus yang tidak mudah kita kendalikan. Mengeluhkannya pun percuma.
Oleh karena itu, menghadapi efek El Nino saya melakukan hal sederhana sebagai berikut:
Tidak menyia-nyiakan makanan dan minuman. Caranya, menghabiskan makanan minuman yang dihidangkan. Atau mengambil makanan minuman secukupnya. Jangan egois, pikirkan orang lain yang kesusahan mendapatkan makanan minuman.
Menghemat penggunaan air. Misalnya, tidak membiarkan keran terbuka tanpa digunakan; atau memeriksa kemungkinan kebocoran pada pipa air bersih.
Menyediakan drum plastik penampung air hujan. Air tampungan digunakan untuk menyiram tanaman.
Bisa juga memanfaatkan air bekas cucian beras, sayur, daging, dan bahan pangan lainnya untuk menyiram tanaman.