Menunggu giliran dipanggil untuk mendapatkan pelayanan adalah pekerjaan membosankan. Apalagi kegiatan tersebut menghabiskan waktu setengah hari atau lebih.
Menunggu lama adalah pekerjaan membosankan. Bahkan mengesalkan. Bagaimana cara mengatasi kebosanan tersebut?
Setidaknya dua hari dalam satu bulan merupakan hari sibuk bagi saya, generasi muda tahun 1980an.
Satu hari sebelum pukul 8 pagi sudah tiba di Poliklinik Rawat Jalan sebuah rumah sakit, demi mengambil nomor antrean pelayanan dokter spesialis.
Sesungguhnya bulan lalu manajemen rumah sakit telah mengintrodusir aplikasi layanan nomor antrean secara online. Maka dua hari jelang kontrol rutin bulan ini, saya melakukan reservasi dan pendaftaran via aplikasi.Â
Isi data, lancar. Reservasi, lancar. Giliran hendak klik, kotak "daftar" masih abu-abu. Belum biru. Dipencet berkali-kali, aplikasi tidak bereaksi.
Coba lagi di hari berikutnya. Kejadian terulang. Mencoba beberapa kali, gagal juga. Apa boleh baut eh buat, besoknya saya berangkat pagi seperti sebelumnya.
Ketika menanyakan ihwal kegagalan daftar secara daring, dengan ringan operator mesin antrean berkata, "kadang berhasil, kadang gagal," lalu ia menyerahkan nomor antrean 236.
Nomor antrean? Bukankah pada bulan-bulan sebelumnya dapat berkas dari petugas untuk langsung diserahkan kepada perawat?
"Sistem lagi eror, Pak."