Apabila di satu tempat saja ada ratusan pengambil obat setiap hari, maka dapat diperkirakan jumlah pengantre yang menunggu terlalu lama di empat apotek.
Satu solusi adalah menambah jumlah petugas di masing-masing apotek penerimaan resep BPJS. Atau kalau perlu, menambah jumlah apotek semacam itu.
Kalau tidak mau menambah, bikin kerjasama dengan apotek eksisting di berbagai tempat agar bisa menerima resep BPJS.
Mekanisme dan pelaksanaan otorisasi bisa dilakukan dengan teknologi informasi. Pembayaran menggunakan sistem penggantian dari BPJS ke apotek bersangkutan.
Kalau saja outlet penyerahan resep BPJS bertambah atau menggunakan sistem antrean online, ke depan pengambilan obat bisa lebih cepat dan mudah.
Memudahkan pengambil obat ditanggung entitas penyelenggara jaminan kesehatan, yang umumnya sudah tidak muda lagi meski (perasaan) masih gagah.
***
Itu sedikit kegelisahan saya, bukan kerisauan para pengantre. Mudah-mudahan ada sistem lebih baik dengan pelayanan cepat, mudah, dan ramah.
Mengapa repot-repot antre menebus obat di apotek khusus resep BPJS?
Bisa saja membeli obat di apotek dekat rumah, tetapi tidak ada keseruan yang dapat saya ceritakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H