Barang baru, tetapi buatan lama (New Old Stock alias NOS) itu merupakan ring hiasan untuk mempercantik lingkaran roda mobil. Terbuat dari stainless steel, aksesoris tersebut merupakan rare item.
Berhubung benda tersebut tidak dipakai, maka saya tawarkan melalui Facebook. Ditayangkan di sebuah grup penjualan barang-barang untuk mobil Volkswagen versi tahun lama.
Responsnya menggembirakan. Banyak yang menyatakan minat, namun satu peminat dari Bali demikian intens berkomunikasi melalui jalur pribadi. Tentu setelah saling bertukar nomor WA.
Saya memahami, penggemar VW tersebut sedang melakukan penjajakan: apakah si penjual dapat dipercaya?
Akhirnya tercapai kesepakatan pembelian. Dengan kepercayaan penuh ia mentransfer sejumlah uang yang tidak sedikit.
Saya pun mengirimkan foto proses pembungkusan. Pengemasan menggunakan bubble wrap, ditutup dengan karton tebal (dus bekas pembungkus rokok).
Usai itu, segera ke kantor perusahaan ekspedisi. Foto resi langsung saya kirim ke pembeli disertai keterangan perkiraan waktu sampai.
Dua atau tiga hari kemudian mendapat kabar bahwa barang pesanan telah tiba. Beauty rims diterima sesuai keterangan dan tanpa cacat dalam pengiriman.
Itu pengalaman pertama dan terakhir menjual barang  melalui Facebook.
Jadi pengalaman berjualan melalui ruang virtual amatlah minimal, sehingga saya tidak dapat menggambarkan perbedaan dinamika berjualan melalui lokapasar dan medsos.
Namun demikian tata cara berniaga secara umum tetaplah serupa, baik melalui lokapasar, medsos, maupun gerai di dunia nyata.