Bangunan Rumah Jamu terlihat mentereng, dengan tembok berwarna cokelat dan kaca hitam. Pintu dan jendela tertutup.
Pun tidak terlihat satu pun penjaga. Hanya ada dua pekerja sedang membuat adukan semen. Saya percaya mereka tidak memiliki informasi tentang gerai yang tutup dan tanaman obat.
Tunggu punya tunggu, sampai setengah jam kemudian tidak ada tanda-tanda pintu dibuka.
Ada sepasang lansia masuk ke kawasan kebun tanaman obat. Ternyata pengunjung yang hendak healing di tempat sejuk nan teduh itu.
Akhirnya saya memutuskan pulang. Pupus sudah rencana menjajal jamu tradisional. Gagal mencoba jamu kekinian.
Ternyata tiada jamu di Griya Jamu dan Rumah Jamu .
Jadi, tidak ada bahan cerita. Tidak ada karya tulis tentang pengalaman menikmati jamu jenis apa pun, yang dapat saya persembahkan kepada pembaca.
Barangkali mesti cari di tempat lain, di waktu berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H